Surabaya (Antara Jatim) -  Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo meminta masyarakat pelayaran mewaspadai potensi gelombang tinggi di perairan Laut  Jawa maupun Samudera Hindia yang mencapai 3-4 meter hingga tiga hari ke depan.

"Tinggi gelombang perairan Laut Jawa saat ini berkisar 3-4 meter, sedangkan Samudera Hindia sekitar 3 meter.  Gelombang tinggi ini diperkirakan terjadi hingga tiga hari ke depan. Jadi, harus diwaspadai," katanya di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, tingginya gelombang di perarran Laut Jawa dan  Samudera Hindia tersebut dampak angin yang bertiup cukup kencang, yakni sekitar 60 kilometer per jam di perairan  Laut Jawa dan 45 kilometer per jam di Samudera Hindia.

Sementara itu, menyinggung iklim di Jatim Eko menyatakan bahwa sebagian besar daerah di provinsi ini mengalami kekeringan ekstrem (lebih dari 60 hari tanpa hujan).  "Bahkan, berdasarkan data BMKG sebagian besar jutsru mengalami hari tanpa hujan lebih dari 100 hari," katanya menjelaskan.

Ia mencontohkan, berdasarkan pengamatan di Pos Cerme di Kabupaten Bondowoso hari tanpa hujan di daerah sekitar mencapai 139 hari, Pos Dander di Kabupaten Bojonegoro selama 138 hari dan Pos Glagah, Alas Bulu, Bajulmati, Pasewaran di Kabupaten Banyuwangi dan Pos Robaru di Kabupaten Sumenep mencapai 133 hari.

"Dengan kondisi tersebut masyarakat di berbagai daerah di Jatim sudah merasakan dampak kesulitan air,  karena daya dukung lingkungan kini cenderung turun dibandingkan beberapa tahun lalu. Ini yang cukup menyiksa," kata Eko.

Menurut prakiraan, wilayah Jatim  akan memasuki masa pancaroba pada Oktober - November, sementara awal musim hujan pada akhir November hingga awal Desember. Daerah Jatim bagian selatan yang merupakan dataran tinggi diprakirakan akan masuk musim hujan lebih dulu, sedangkan di Jatim bagian utara baru masuk musim hujan pada awal Desember. (*)

Pewarta: Slamet Hadi Purnomo

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015