Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Fakultas Hukum Surabaya menggelar masa Orentasi dan Pengenalan Kampus (Ospek) dengan mengajarkan kepada mahasiswa baru dengan permainan ular tangga Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) yang akan digelar pada 9 Desember mendatang.
"Permainan ular tangga ini diperuntukkan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa baru yang menjadi pemilih pemula dengan bentuk permainan ular tangga pada umumnya, namun yang membedakannya, pada papan permainan terdapat unsur-unsur dalam Pemilu, seperti golongan putih (golput), korupsi, dan lainnya," kata Panitia penyelenggara, Umar Alamhuda di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, cara bermain permainan ular tangga Pemilukada ketika pemain berada dalam kolom golput maka ia akan turun ke kotak yang bernomor lebih rendah, atau yang kerap ditemui dalam permaina ular tangga jika pemain masuk ke kotak ular, namun sebaliknya, jika pemain masuk ke kotak tertib atau berpartisipasi aktif dalam pemilu maka pemain akan naik tingkat, seperti masuk ke kolom tangga dalam permainan ular tangga.
"Para pemain harus memberikan tanggapan dengan menyebutkan konsekuensi dari kejadian yang dialami pemain dalam permainan tersebut, seperti pemain harus menyebutkan apa yang akan terjadi jika mereka golput, korupsi, dan sebagainya. Jika mereka mengikuti permainan yang belum pernah ada sebelumnya itu, para pemilih diharapkan dapat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis," jelas mahasiswa semester V tersebut.
Menurut dia, adanya permainan ular tangga itu dimaksudkan bahwa mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Hukum diajarkan untuk mengetahui akan hal-hal yang perlu dihindari dalam Pemilukada yang dikemas secara ringan dan kreatif melalui media permainan ular tangga.
"Permainan model ular tangga sengaja dipilih karena permainan tersebut dianggap mengasyikkan dan dapat dimainkan oleh segala usia, sehingga kami gulirkan permainan ini agar mereka dapat bermain sekaigus belajar mengenai sosialisasi pemilu dengan ringan," paparnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum, Hari Wahyudi mengatakan apa yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk penanaman kepedulian atas persoalan bangsa dan negara sejak menjadi mahasiswa baru, sehingga pihaknya ingin agar mahasiswa baru bisa mengetahui dan memahami apa yang ada di dalam pemilukada.
"Ini merupakan bentuk penanaman kepedulian atas persoalan bangsa dan negara sejak menjadi mahasiswa baru. Permainan ular tangga dipilih karena dinilai menjadi media yang menarik dan edukatif serta memiliki pesan yaitu menjadikan pemilukada di Surabaya yang bermartabat, seperti dengan cara anti-begal politik, anti-money politik, anti-pemimpin boneka dan yang lainnya," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut pemain terdiri dari empat mahasiswa baru yang memakai topeng calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota Surabaya, yaitu Tri Rismaharini, Wisnu Sakti Buana, Rasiyo, dan Lucy Kurniasari (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Permainan ular tangga ini diperuntukkan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa baru yang menjadi pemilih pemula dengan bentuk permainan ular tangga pada umumnya, namun yang membedakannya, pada papan permainan terdapat unsur-unsur dalam Pemilu, seperti golongan putih (golput), korupsi, dan lainnya," kata Panitia penyelenggara, Umar Alamhuda di Surabaya, Selasa.
Ia mengatakan, cara bermain permainan ular tangga Pemilukada ketika pemain berada dalam kolom golput maka ia akan turun ke kotak yang bernomor lebih rendah, atau yang kerap ditemui dalam permaina ular tangga jika pemain masuk ke kotak ular, namun sebaliknya, jika pemain masuk ke kotak tertib atau berpartisipasi aktif dalam pemilu maka pemain akan naik tingkat, seperti masuk ke kolom tangga dalam permainan ular tangga.
"Para pemain harus memberikan tanggapan dengan menyebutkan konsekuensi dari kejadian yang dialami pemain dalam permainan tersebut, seperti pemain harus menyebutkan apa yang akan terjadi jika mereka golput, korupsi, dan sebagainya. Jika mereka mengikuti permainan yang belum pernah ada sebelumnya itu, para pemilih diharapkan dapat menjadi pemilih yang cerdas dan kritis," jelas mahasiswa semester V tersebut.
Menurut dia, adanya permainan ular tangga itu dimaksudkan bahwa mahasiswa terutama mahasiswa Fakultas Hukum diajarkan untuk mengetahui akan hal-hal yang perlu dihindari dalam Pemilukada yang dikemas secara ringan dan kreatif melalui media permainan ular tangga.
"Permainan model ular tangga sengaja dipilih karena permainan tersebut dianggap mengasyikkan dan dapat dimainkan oleh segala usia, sehingga kami gulirkan permainan ini agar mereka dapat bermain sekaigus belajar mengenai sosialisasi pemilu dengan ringan," paparnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum, Hari Wahyudi mengatakan apa yang dilakukan oleh mahasiswa merupakan bentuk penanaman kepedulian atas persoalan bangsa dan negara sejak menjadi mahasiswa baru, sehingga pihaknya ingin agar mahasiswa baru bisa mengetahui dan memahami apa yang ada di dalam pemilukada.
"Ini merupakan bentuk penanaman kepedulian atas persoalan bangsa dan negara sejak menjadi mahasiswa baru. Permainan ular tangga dipilih karena dinilai menjadi media yang menarik dan edukatif serta memiliki pesan yaitu menjadikan pemilukada di Surabaya yang bermartabat, seperti dengan cara anti-begal politik, anti-money politik, anti-pemimpin boneka dan yang lainnya," tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut pemain terdiri dari empat mahasiswa baru yang memakai topeng calon Wali Kota dan calon Wakil Wali Kota Surabaya, yaitu Tri Rismaharini, Wisnu Sakti Buana, Rasiyo, dan Lucy Kurniasari (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015