Surabaya, (Antara Jatim) - Staf Informasi dan Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Tanjung Perak Surabaya Eko Prasetyo mengemukakan suhu udara Kota Surabaya dan sekitarnya saat ini meningkat sehingga menjadi lebih tinggi dari biasanya, karena dampak pergerakan semu matahari dari belahan bumi utara ke selatan.
"Suhu udara ruangan di Surabaya saat ini sekitar 35 derajat Celcius dari biasanya sekitar 32-34 derajat Celcius, sedangkan di luar bisa lebih dari itu. Diprakirakan puncak panas akan terjadi pada 23 Oktober mendatang dengan suhu udara mencapai 36 derajat Celcius," katanya di Surabaya, Selasa.
Menurut Eko, peningkatan suhu udara tersebut diprakirakan berlangsung cukup lama, yakni hingga akhir Oktober, dengan rata-rata suhu udara ruangan berkisar 35-36 derajat Celcius.
Sedangkan masa pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan di wilayah Jatim, katanya, baru terjadi pada akhir Oktober hingga akhir November. Pada masa pancaroba ini daerah Jatim sudah diwarnai guyuran hujan di sejumlah tempat meski dengan intensitas ringan dan durasi pendek.
ika saat ini angin bergerak dari timur tenggara, lanjutnya, pada masa pancaroba angin akan bergerak dari barat ke timur dan mudah berubah arah.
Eko lebih lanjut mengatakan, daerah di Jatim memiliki rata-rata hari tanpa hujan mulai 31 Agustus lebih dari 100 hari. "Rata-rata Jatim mengalami musim kemarau enam bulan. Tapi, karena daya dukung lingkungan saat ini yang menurun dan resapan berkurang, sehingga masyarakat merasa cukup tersiksa, kesulitan air," katanya menjelaskan.
Menyinggung kondisi cuaca di perairan Laut Jawa dan Samudera Hindia, Eko menyebutkan kecepatan angin dan tinggi gelombang peraiaran tersebut cukup tinggi. Kecepatan angin sekitar 24 knot atau 45 kilometer per jam dengan tinggi gelombang 2-3 meter.
"Kapal-kapal nelayan perlu waspada karena angin cukup kencang dan gelombang pun relatif tinggi," katanya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Suhu udara ruangan di Surabaya saat ini sekitar 35 derajat Celcius dari biasanya sekitar 32-34 derajat Celcius, sedangkan di luar bisa lebih dari itu. Diprakirakan puncak panas akan terjadi pada 23 Oktober mendatang dengan suhu udara mencapai 36 derajat Celcius," katanya di Surabaya, Selasa.
Menurut Eko, peningkatan suhu udara tersebut diprakirakan berlangsung cukup lama, yakni hingga akhir Oktober, dengan rata-rata suhu udara ruangan berkisar 35-36 derajat Celcius.
Sedangkan masa pancaroba dari musim kemarau ke musim hujan di wilayah Jatim, katanya, baru terjadi pada akhir Oktober hingga akhir November. Pada masa pancaroba ini daerah Jatim sudah diwarnai guyuran hujan di sejumlah tempat meski dengan intensitas ringan dan durasi pendek.
ika saat ini angin bergerak dari timur tenggara, lanjutnya, pada masa pancaroba angin akan bergerak dari barat ke timur dan mudah berubah arah.
Eko lebih lanjut mengatakan, daerah di Jatim memiliki rata-rata hari tanpa hujan mulai 31 Agustus lebih dari 100 hari. "Rata-rata Jatim mengalami musim kemarau enam bulan. Tapi, karena daya dukung lingkungan saat ini yang menurun dan resapan berkurang, sehingga masyarakat merasa cukup tersiksa, kesulitan air," katanya menjelaskan.
Menyinggung kondisi cuaca di perairan Laut Jawa dan Samudera Hindia, Eko menyebutkan kecepatan angin dan tinggi gelombang peraiaran tersebut cukup tinggi. Kecepatan angin sekitar 24 knot atau 45 kilometer per jam dengan tinggi gelombang 2-3 meter.
"Kapal-kapal nelayan perlu waspada karena angin cukup kencang dan gelombang pun relatif tinggi," katanya menambahkan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015