Nama Kabupaten Jember di sektor pariwisata memang belum mendunia, bahkan wisatawan mancanegara mungkin masih asing dengan kabupaten yang berjuluk "Kota Tembakau" itu.
Namun siapa yang tidak tahu dengan even Jember Fashion Carnaval (JFC) yang menjadi salah satu ikon pariwisata yang menarik perhatian dunia, bahkan menduduki peringkat keempat dunia untuk kegiatan karnaval terunik dan terheboh.
"JFC International Event yang digelar sejak 26-30 Agustus 2015 di alun-alun Kota Jember memiliki tiga agenda besar yakni Carnival, Exhibition dan Conference yang dikemas secara apik untuk menarik wisatawan domestik dan mancanegara," kata Kepala Kantor Pariwisata Jember, Sandi Suwardi Hasan.
Pada 26 Agustus 2015, JFC International Event resmi dibuka oleh istri Bupati Jember Sri Wahyuni Djalal, dimulai dengan Jember International Exhibition yang menampilkan pameran berbagai produk lokal khas Jember.
"Jember International Exhibition baru pertama kali dihadirkan dalam pagelaran JFC ke-14 dan memiliki keunikan yakni mampu menggabungkan lima konsep berbeda ke dalam satu even yakni 'fashion', 'art+craft', 'culture', 'tourism', dan kuliner," tuturnya.
Pengunjung yang ingin melihat sejumlah pameran produk lokal tersebut tidak dipungut biaya alias gratis, sehingga masyarakat bisa leluasa untuk melihat sejumlah stand pameran yang tersedia dan berburu kuliner yang disuka.
Kemudian pada 27 Agustus 2015, wisatawan juga dimanjakan dengan penampilan Kids Carnival yakni ratusan peserta anak-anak yang tampil berlenggak-lenggok di catwalk jalanan sepanjang 800 meter dengan start di halaman Pemkab Jember.
Parade busana yang ditampilkan siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar itu berdasarkan 10 defile yang ditentukan oleh panitia JFC yakni Majapahit, Ikebana, Fossil, Parrot, Circle, Pegasus, Lionfish, Egypt, Melanesia dan Reog.
Melihat anak-anak berlenggak-lenggok di catwalk sangat menggemaskan dan kadang-kadang perilaku lucu sering dilakukan peserta JFC Kids yang membuat para penonton tersenyum dan tertawa.
Rangkaian JFC International Event juga menghadirkan Artwear Carnival yang merupakan terobosan kreatif JFC yang mengangkat busana-busana musim dingin untuk cuaca dengan temperatur mendekati nol derajat celcius ke dalam fashion carnival di Indonesia yang memiliki iklim tropis.
Hal tersebut menjadi sebuah deklarasi keberadaan JFC sebagai bagian dari trens setter global dan dengan spesial performing art Fall Winter yang diperagakan oleh para model lokal.
Tidak kalah menariknya dengan JFC, Wonderful Artchipelago Carnival Indonesia (WACI) pada 29 Agustus 2015 juga memanjakan wisatawan untuk berkelana ke sembilan provinsi di Indonesia.
"WACI didesain untuk menampilkan etalase kebudayaan Indonesia karena mereka menggunakan busana sesuai dengan tema budaya di masing-masing daerah," kata Chairman WACI Akhyarudin.
Sebanyak sembilan provinsi yang tampil yakni Jawa Timur, Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nangro Aceh Darusalam, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Timur hadir dalam WACI yang digelar di Jember.
"Masing-masing provinsi itu menampilkan kebudayaan dan local wisdom masing-masing daerah, sehingga penonton diajak berkelana dari provinsi satu ke provinsi melalui seni dalam busana yang diperagakan peserta WACI," tuturnya.
Kecerahan tenun Nusa Tenggara Timur, lenggak-lenggok tarian Melayu Kepulauan Riau, juga baju Kalimantan Timur bermotif Burung Enggang mengajak penonton untuk berkelana budaya di beberapa provinsi di Indonesia.
JFC International Event ditutup oleh Grand Carnival yang selalu ditunggu oleh wisatawan asing dan domestik untuk menikmati busana unik dan spektakuler dari para peserta JFC.
"Sebagai pembuka dalam Grand Carnival ditampilkan defile Majapahit yang menggambarkan Kejayaan Kerajaan Majapahit. Penampilan peserta seakan menghipnotis pengunjung untuk melihat lebih jauh zaman kejayaan kerajaan kuno itu," tutur Presiden JFC Dynand Fariz.
JFC ke-14 dengan tema "Outframe" yang mengartikan sebuah pintu gerbang yang membuka dunia kreativitas tanpa batas dalam upaya untuk menerjemahkan imajinasi ke dalam sebuah karya anak bangsa yang spektakuler.
"Masing-masing busana dalam setiap defile memiliki filosofi dan pesan kepada masyarakat luas, sehingga kostum yang ditampilkan dalam defile Majapahit dan Reog menjadi salah satu defile untuk melestarikan warisan budaya Nusantara," ucap Dynand, desainer peraih "Best Nasional Kostum Miss International 2014" itu.
Ratusan peserta Grand Carnival yang berlenggak-lenggok di catwalk sepanjang 3,6 kilometer memukau ribuan pengunjung baik yang membeli tiket seharga Rp150 ribu hingga Rp600 ribu maupun masyarakat yang menonton secara gratis di sepanjang catwalk jalanan yang dilalui peserta JFC.
Berburu Foto
Tidak hanya wisatawan yang selalu menantikan even Jember Fashion Carnaval, namun para juru foto alias fotografer selalu menunggu kejutan yang dihadirkan dalam setiap kali JFC digelar.
Data panitia mencatat fotograger dan media yang mendaftar untuk liputan JFC mencapai 3.711 orang dengan rincian JFC Kids Carnival pada 27 Agustus sebanyak 772 orang, Artwear Carnival pada 28 Agustus 2015 sebanyak 836 orang, Wonderful Artchipelago Carnaval Indonesia (WACI) pada Sabtu (29/8) sebanyak 1.010 orang, dan JFC Grand Carnival pada Minggu sebanyak 1.093 orang.
"Kostum peserta JFC yang unik dan spektakuler sangat bagus dibidik kamera, sehingga saya jauh-jauh datang ke Jember memang sengaja untuk berburu foto peserta JFC," imbuh fotografer asing asal Singapura, Hans.
Namun berbeda dengan wisatawan, para fotografer dan jurnalis yang ingin melakukan peliputan selama rangkaian JFC harus mendaftarkan diri melalui laman jemberfashioncarnaval.com jauh-jauh hari sebelum pelaksanaan karena biasanya panitia menutup pendafaran peliputan sebulan sebelum kegiatan JFC digelar.
Fotografer dan jurnalis yang tidak melakukan pendaftaran di laman tersebut tidak bisa masuk dalam stage yang disediakan panitia, sehingga para hobi fotografer dan jurnalis sebaiknya mendaftar dulu sebelum melakukan peliputan JFC tahun depan.
"Menurut saya JFC merupakan even yang luar biasa dan memiliki kreatifitas yang cukup tinggi untuk menampilkan kostum setiap defile. Sangat luar biasa untuk dibidik kamera," ucap fotografer freelance asing itu.
Nah bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kota karnaval dunia di Kabupaten Jember pada even JFC tahun depan bisa mencatat tanggalnya yakni 24 Agustus 2016 dan pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai penampilan busana yang unik dan spektakuler dari setiap peserta.
Dan jangan lupa pengunjung atau fotografer yang ingin bermalam atau menyaksikan kegiatan JFC selama beberapa hari harus pesan kamar hotel jauh-jauh hari karena biasanya kamar hotel di kawasan kota selalu penuh jelang pagelaran karnaval yang menghebohkan dunia itu.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015