Surabaya (Antara Jatim)- Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Berencana (Bapemas KB) Surabaya menghimbau kepada seluruh masyarakat Surabaya terlebih orang tua untuk mengekspresikan sikap kasih sayang pada anak dengan perlakuan yang baik.
"Memperlakukan anak bukan seperti barang namun sentuh, peluk, belai, dan sapa dengan cinta kasih akan membuat anak menjadi nyaman di lingkungannya," kata Kepala Bapemas KB Surabaya, Ninis Chairani di sela acara Puncak Hari Anak Nasional di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih memperlakukan dan memberi perhatian lebih kepada anak, karena kebanyakan para orang tua menganggap usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah dikatakan dewasa. Sehingga mereka merasa malu ketika mengungkapkan rasa kasih sayangnya lewat belaian.
Ninis lebih lanjut mengatakan permasalahan pelecehan seksual anak di Surabaya tahun 2014 mengalami peningkatan. Untuk tahun lalu terhitung 64 anak yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dengan angka terbanyak pada lingkungan sekolah.
"Permasalahan anak Surabaya semakin kompleks, sehingga dibutuhkan penanganan serius untuk menyikapi permasalan tersebut dengan melibatkan seluruh pihak," ujarnya.
Wanita yang sebelumnya menjabat Ketua Bagian (Kabag) Humas ini mengatakan salah satu untuk mengurangi angka kekerasan dan pelecehan anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tahun ini mencanangkan kampung pendidikan anti kekerasan seksual anak.
"Dengan adanya kampung tersebut diharapkan masyarakat Surabaya mampu menciptakan lingkungan yang nyaman, aman serta sehat bagi anak dalam proses belajar, pengasuhan dan tempat berkreatifitas," jelasnya.
"Sehingga, anak-anak Surabaya menjadi pribadi yang sehat dan berkualitas untuk bersaing dengan anak-anak di luar daerah bahkan luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Pemkot Surabaya akan terus memantau kampung-kampung yang sudah tergabung dalam kampung pendidikan tersebut.
Ia berharap seluruh pihak baik dari masyarakat, pemerintah, hukum, kesehatan dan lembaga yang tergabung dalam Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPTP2A) dapat bekerja sama untuk membebaskan anak-anak dari kekerasan dan pelecehan seksual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Memperlakukan anak bukan seperti barang namun sentuh, peluk, belai, dan sapa dengan cinta kasih akan membuat anak menjadi nyaman di lingkungannya," kata Kepala Bapemas KB Surabaya, Ninis Chairani di sela acara Puncak Hari Anak Nasional di Balai Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu.
Dia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih memperlakukan dan memberi perhatian lebih kepada anak, karena kebanyakan para orang tua menganggap usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) sudah dikatakan dewasa. Sehingga mereka merasa malu ketika mengungkapkan rasa kasih sayangnya lewat belaian.
Ninis lebih lanjut mengatakan permasalahan pelecehan seksual anak di Surabaya tahun 2014 mengalami peningkatan. Untuk tahun lalu terhitung 64 anak yang mengalami kekerasan dan pelecehan seksual dengan angka terbanyak pada lingkungan sekolah.
"Permasalahan anak Surabaya semakin kompleks, sehingga dibutuhkan penanganan serius untuk menyikapi permasalan tersebut dengan melibatkan seluruh pihak," ujarnya.
Wanita yang sebelumnya menjabat Ketua Bagian (Kabag) Humas ini mengatakan salah satu untuk mengurangi angka kekerasan dan pelecehan anak, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tahun ini mencanangkan kampung pendidikan anti kekerasan seksual anak.
"Dengan adanya kampung tersebut diharapkan masyarakat Surabaya mampu menciptakan lingkungan yang nyaman, aman serta sehat bagi anak dalam proses belajar, pengasuhan dan tempat berkreatifitas," jelasnya.
"Sehingga, anak-anak Surabaya menjadi pribadi yang sehat dan berkualitas untuk bersaing dengan anak-anak di luar daerah bahkan luar negeri," ujarnya.
Sementara itu, Pemkot Surabaya akan terus memantau kampung-kampung yang sudah tergabung dalam kampung pendidikan tersebut.
Ia berharap seluruh pihak baik dari masyarakat, pemerintah, hukum, kesehatan dan lembaga yang tergabung dalam Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (PPTP2A) dapat bekerja sama untuk membebaskan anak-anak dari kekerasan dan pelecehan seksual. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015