Surabaya (Antara Jatim) - PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI membukukan laba senilai Rp12 miliar selama semester I 2015 berkat kinerja yang  maksimal dengan memadukan semangat dan keputusan cepat.


"Performa laba pada laporan keuangan semester I tahun ini jauh melampaui
proyeksi yang biasanya merugi karena baru mulai giling. Pencapaian ini
tertinggi di antara BUMN gula di Tanah Air," kata Direktur Utama PTPN XI, Dolly P Pulungan, di Surabaya, Minggu.

Ia menyatakan kinerja pabrik meningkat karena perseroan menerapkan sistem respons cepat atas perubahan di lapangan. Setiap kebutuhan mendesak di unit produksi selalu diputuskan dengan cepat.


Menurut dia, solusi atas permasalahan teknis di lapangan yang direspons cepat membuat problem di tingkat produksi segera ditemukan solusi. Selain itu, peningkatan kemampuan dengan mendatangkan sejumlah konsultan ikut memberikan wawasan baru.


"Ada konsultan yang kami ajak memberi masukan agar kinerja pabrik bisa maksimal. Konsultan lokal kami memanfaatkan untuk memperbarui keterampilan operasional sedangkan konsultan India membantu dalam rancang bangun revitalisasi dan hilirisasi menuju pabrik yang modern," katanya.


Sementara itu,  karakter pabrik gula di India dengan Indonesia dinilai hampir sama. Meski demikian, negara tersebut bisa memproduksi gula dengan kualitas baik. Keberhasilan itu yang akan dicoba untuk diterapkan di Tanah Air.


"Hingga Agustus ini, kami menempatkan lima unit usahanya masuk dalam 10 besar capaian rendemen. Posisi atas masih ditempati PG Assembagoes dengan perolehan SHS tebu sebesar 8,05 persen dan produksi SHS mencapai 14.403 ton," katanya. 


Lalu, PG Pradjekan di urutan keempat dengan SHS tebu sebesar 7,78 persendan produksi sebesar 14.473 ton. Diurutan keenam diduduki PG Pagottan dengan SHS tebu 7,53 persen dan produksi SHS sebesar 12.817 ton. 


"Kemudian, PG Pandjie menempati urutan kedelapan dengan SHS tebu 7,56 persen dan produksi SHS 7.577 ton. Kalau PG Poerwodadie di posisi sembilan dengan perolehan SHS tebu sebesar 7,55 persen dan produksi SHS 10.598 ton," katanya. 


Direktur SDM dan Umum PTPN XI, M Cholidi, mengemukakan, peningkatan kualitas produksi pabrik juga dipengaruhi peningkatan kemampuan personalia di pabrik. Bahkan soft skill mereka harus terus diperhatikan.


"Kendala keterampilan ini mulai terasa ketika para operator senior banyak yg pensiun sedangkan penggantinya belum siap," katanya.


Berikutnya, lanjut dia, keterbatasan alat juga ditanggapi cepat agar tidak terakumulasi menjadi bottle neck yang sangat mengganggu. Upaya itu bagian dari komitmen perusahaan agar pabrik gulanya terus bisa bersaing.


"Strategi peningkatan kemampuan, penyegaran pengetahuan juga menjadi salah satu cara. Misalnya dengan mendatangkan contoh dari negara lain pemenuhan kebutuhan investasi peralatan pabrik akan terus dilakukan," katanya.(*)

Pewarta: Ayu Citra Sukma Rahayu

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015