Banyuwangi (Antara Jatim) - Praktisi selancar layang Jeroen van Der Kooij mengemukakan bahwa Pulau Tabuhan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sangat bagus untuk lokasi kegiatan "kiteboarding" yang mengandalkan kekuatan angin.
"Menurut saya, di Indonesia yang paling bagus adalah Pulau Tabuhan ini, khususnya untuk kategori 'freestyle' karena relatif tidak ada ombak," katanya kepada wartawan di sela-sela Tabuhan Island Pro Kiteboarding di Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Sabtu.
Menurut dia, lokasi di Bali kurang karena anginnya tidak terlalu kencang, sedangkan di Sumbawa memiliki angin cukup bagus, namun ombaknya dinilai terlalu besar.
"Sementara di Tabuhan ini, sangat ideal. Dengan minimal keperluan kecepatan angin 10 knot, di Tabuhan ini bisa mencapai 20 knot," katanya dalam acara yang dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas itu.
Karena alasan itulah maka ajang kompetisi selancar layang diselenggarakan di pulau berpasir putih bersih dan airnya jernih itu. Apalagi angin bertiup kencang di lokasi itu antara Mei hingga Oktober.
Ia menjelaskan bahwa pada ajang yang diikuti sekitar 40 peserta dari 20 negara itu memperbandingkan empat kategori, yakni maraton, freestyle, backair dan speed. Dari masing-masing kategori itu akan dipilih tiga juara putra putri, kecuali untuk speed yang hanya dipilih satu pemenang.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah ikhtiar pemerintah daerah dalam mempromosikan Pulau Tabuhan sebagai destinasi wisata baru.
"Tidak hanya sekadar menjadi event promosi wisata, namun event ini sebagai salah satu cara menjadikan Pulau Tabuhan menjadi tujuan utama surfpoint bagi komunitas selancar internasional," katanya.
Dengan menjadi destinasi selancar layang dunia, perekonomian di sekitar lokasi diharapkan bisa terdongkrak. Apalagi, kata Anas, pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Olahraga air ini kini digemari banyak kalangan menengah ke atas. Berdasarkan data International Kiteboarding Association, terdapat lebih dari 1,5 juta pemain kiteboarding (kitesurfing) di seluruh dunia. Perkiraan nilai pasar industri kiteboarding mencapai USD 321 juta atau Rp4,33 triliun, meliputi nilai penjualan perlengkapan, penyelenggaraan event, dan sebagainya.
"Pulau Tabuhan semakin dikenal, termasuk banyak sekali wisatawan domestik yang berkunjung. Apalagi di sekitarnya sudah banyak fasilitas penunjang seperti resor, rumah apung dengan penangkaran hiu, snorkeling, dan wisata air. Itu semua kami harapkan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat," kata Anas.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Menurut saya, di Indonesia yang paling bagus adalah Pulau Tabuhan ini, khususnya untuk kategori 'freestyle' karena relatif tidak ada ombak," katanya kepada wartawan di sela-sela Tabuhan Island Pro Kiteboarding di Pulau Tabuhan, Banyuwangi, Sabtu.
Menurut dia, lokasi di Bali kurang karena anginnya tidak terlalu kencang, sedangkan di Sumbawa memiliki angin cukup bagus, namun ombaknya dinilai terlalu besar.
"Sementara di Tabuhan ini, sangat ideal. Dengan minimal keperluan kecepatan angin 10 knot, di Tabuhan ini bisa mencapai 20 knot," katanya dalam acara yang dihadiri Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas itu.
Karena alasan itulah maka ajang kompetisi selancar layang diselenggarakan di pulau berpasir putih bersih dan airnya jernih itu. Apalagi angin bertiup kencang di lokasi itu antara Mei hingga Oktober.
Ia menjelaskan bahwa pada ajang yang diikuti sekitar 40 peserta dari 20 negara itu memperbandingkan empat kategori, yakni maraton, freestyle, backair dan speed. Dari masing-masing kategori itu akan dipilih tiga juara putra putri, kecuali untuk speed yang hanya dipilih satu pemenang.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan kegiatan ini merupakan sebuah ikhtiar pemerintah daerah dalam mempromosikan Pulau Tabuhan sebagai destinasi wisata baru.
"Tidak hanya sekadar menjadi event promosi wisata, namun event ini sebagai salah satu cara menjadikan Pulau Tabuhan menjadi tujuan utama surfpoint bagi komunitas selancar internasional," katanya.
Dengan menjadi destinasi selancar layang dunia, perekonomian di sekitar lokasi diharapkan bisa terdongkrak. Apalagi, kata Anas, pasar selancar layang kini terus tumbuh pesat. Olahraga air ini kini digemari banyak kalangan menengah ke atas. Berdasarkan data International Kiteboarding Association, terdapat lebih dari 1,5 juta pemain kiteboarding (kitesurfing) di seluruh dunia. Perkiraan nilai pasar industri kiteboarding mencapai USD 321 juta atau Rp4,33 triliun, meliputi nilai penjualan perlengkapan, penyelenggaraan event, dan sebagainya.
"Pulau Tabuhan semakin dikenal, termasuk banyak sekali wisatawan domestik yang berkunjung. Apalagi di sekitarnya sudah banyak fasilitas penunjang seperti resor, rumah apung dengan penangkaran hiu, snorkeling, dan wisata air. Itu semua kami harapkan bisa menggerakkan ekonomi masyarakat," kata Anas.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015