Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meluncurkan program pengembangan sapi galekan, jenis peranakan sapi asli Trenggalek, karena populasinya terus menyusut bahkan hampir punah.

"Tahun ini kami ada sedikit anggaran yang akan dikonsentrasikan untuk pengembangbiakan sapi galekan tersebut," ungkap Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Joko Irianto di Trenggalek, Jumat.

Ia berharap, alokasi anggaran yang hanya Rp75 juta mencukupi untuk melakukan pengembangbiakan awal.

Joko berharap, alokasi dana untuk pengembangbiakan sapi galekan bisa lebi besar pada tahun anggaran selanjutnya, agar populasi sapi yang memiliki ciri warna merah bata dan pantat warna putih dengan garis batas tidak jelas tersebut bisa terselamatkan.

Menurut Joko Irianto, sapi galekan termasuk jenis sapi unggul. Sampai saat ini, kata dia, tercatat jumlah sapi asli Trenggalek ini hanya 18 ekor, yakni 12 ekor berada di Pusat Pengembangan Ternak Pusbangnak Disnak Trenggalek di Desa Ngadirenggo, Kecamatan Pogalan.

Sementara sisanya berada dalam penguasaan penduduk, yakni di wilayah Panggul. "Populasi Sapi Galekan memang sedikit," katanya.

Joko menjelaskan, sapi galekan merupakan salah satu plasma nuftah yang perlu dilestarikan keberadaannya.

Diduga, sapi ini adalah keturanan sapi Jawa. Warna kulit dominan merah bata, sedangkan pada bagian pantat terdapat warna putih dengan batas tidak jelas.

Ekor berukuran panjang dengan rambut ekor berwama hitam, mempunyai lingkar mata hitam dan punggung bergaris lurus dengan garis punggung berwarna hitam. Ciri lain sapi galekan adalah berpunuk, bertanduk serta telinganya bergaris hitam.

Populasi sapi galekan sempat menyentuh titik nadir, yakni 14 ekor pada 2014, dan tahun ini berambah empat ekor berkat program pengembangbiakan yang dilakukan disnak.(*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015