Surabaya (Antara Jatim) - DPD Partai NasDem Kota Surabaya siap mendirikan tenda aspirasi jika dikeluarkan dari Fraksi Gabungan Handap (Hanura, Nasdem, PPP) sebagai konsekwensi dari sikapnya yang abstain atau tidak berpartisipasi di Pilkada Surabaya 2015.

"NasDem siap dirikan tenda aspirasi apabila dikeluarkan dari Fraksi Handap. Meskipun kami 2 kursi bukan berarti kami harus nurut dengan partai penguasa dalam menciderai demokrasi untuk mengusung calon boneka," kata Sekretaris Komisi D DPRD Surabaya dari Partai Nasdem, Fatchul Muid kepada Antara di Surabaya, Senin.
    
Informasi yang dihimpun Antara imbas adanya perbedaan pandangan politik dalam Pilkada Surabaya 2015, bukan saja memunculkan wacana kocok ulang alat kelengkapan di DPRD Surabaya. Perpecahan di internal fraksi mewarnai konstelasi politik di dewan.
    
Sebagai dampak sikap abstain dalam pilkada, hubungan Partai Nasdem dengan dua partai lainnya, yakni Partai Hanura dan PPP terancam tidak harmonis.
    
Sebelumnya, PKB, Hanura dan PPP berencana mengusung pasangan calon wali kota dan wakilnya pada pilkada. Namun, niatan tersebut kandas karena tidak memenuhi jumlah persyaratan yakni 10 kursi di dewan.

Partai Nasdem yang digadang ikut bergabung, ternyata memilih tidak ingin terlibat dalam pengusungan pasangan calon. Anggota Fraksi Handap dari, Buchori Imron mengaku pihaknya hanya ingin menjadi anggota yang baik.
    
Ia menegaskan, dirinya akan mengikuti pimpinan yang mengayomi. Pria yang menjabat sebagai Ketua PPP Surabaya ini memlilih tak banyak berkomentar soal wacana Partai Hanura dan PPP membentuk fraksi sendiri. Namun ia mengakui, sebelum Nasdem bergabung, ia telah lama menjalin komunikasi dengan Partai Hanura.
    
"Saya gak mau sejauh itu, meski sebelum ada NasDem, Hanura dan PPP sudah cukup. Dulu saya direncanakan sebagai sekretaris," katanya.
    
Wakil Ketua Komisi C Bidang Pembangunan ini mengungkapkan, sejauh ini kinerja fraksi Handap belum maksimal. Namun demikian, ia menyerahkan masalah kinerja tersebut pada pimpinan fraksi yang dipegang Partai Hanura dan Nasdem. "Itu ketua dan sekretaris bagaimana, saya ikut saja," katanya.
    
Mendapat hal itu, Fatchul Mudi mengatakan jika dua anggota DPRD dari Nasdem didepak dari fraksi Handap otomatis tidak punya ruangan dalam gedung Dewan.
    
"Tentunya kami harus pasang tenda untuk ruang kerja kami," katanya.
    
Ia mengatakan jika Nasdem tidak berfraksi otomatis tidak punya hak menempati ruangan kerja yang ada di gedung DPRD Surabaya, kecuali ruang paripurna.  
    
"Syarat minimal berfraksi 4 kursi, sedang NasDem hanya 2 kursi," katanya.
    
Saat ditanya, apakah sudah ada pembicaraan soal itu dengan PPP dan Hanura, Muid mengatakan belum ada. Hanya saja wacana yang berkembang saat ini membuatnya harus bersikap. Apalagi, lanut dia, pernyataan Ketua Fraksi PDIP gayung bersambut denga Hanura dan PPP. "Kecuali NasDem bisa diterima di fraksi lain," katanya.

Apakah NasDem berharap bisa bergabung dengan fraksi lain, Muid mengatakan harapan untuk gabung dengan fraksi lain tentunya ada, tapi kemungkinan untuk tidak berfraksi pihaknya juga siap.
    
"Intinya kami siap bekerja sama dengan siapa pun tapi harus bisa saling mengerti dan tidak arogan," ujarnya.
    
Sementara itu, Ketua Fraksi Handap dari NasDem Vinsensius Awey menegaskan, dirinya tidak mau dipusingkan dengan ancaman kocok ulang alat kelengkapan dewan dan non fraksi. Ia hanya berpikir untuk mengabdi kepada masyarakat. "Tak masalah, kita hanya fokus bekerja untuk rakyat. Kalau sekiranya tidak berfraksi ya tiddak apa-apa, kami siap dirikan tenda aspirasi," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015