Tulungagung (Antara Jatim) - Elevasi air Waduk Wonorejo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami penurunan hingga kisaran tujuh meter, dari semula sekitar 182 mdpl (meter di atas permukaan laut) menjadi 176,42 mdpl selama kemarau berlangsung tiga bulan terakhir.
    
"Meski turun, elevasi air waduk itu masih di atas pola atau elevasi rencana yang diperkirakan hanya 175.07 mdpl," kata Kepala Subdivisi (Kasubdiv) ASA II Perum Jasa Tirta I Waduk Wonorejo Kurdianto di Tulungagung, Senin.
    
Ia menjelaskan, dengan pola elevasi yang telah direncanakan sebelumnya itu, volume air waduk dihitung mencapai 81,98 juta meter kubik.
    
Namun ketinggian elevasi aktual yang masih di atas pola atau berada di titik garis 176,42 mdpl, lanjut Kurdianto, volume air waduk menjadi lebih besar atau sekitar 86,04 juta meter kubik.
    
Ketinggian elevasi maupun volume air waduk dengan demikian masih lebih besar/tinggi dibanding perkiraan yang ditentukan berdasar rencana alokasi air tahunan (RAAT) oleh pihak Perum Jasa Tirta bersama instansi/lembaga terkait.
    
Selisih elevasinya lebih dari 1,35 mdpl atau volume airnya selisih lebih dari 4,06 juta meter kubik.
    
"Hanya Tulungagung yang kondisinya (waduk) masih bagus," kata Kurdianto.
    
Untuk menjaga keseimbangan pola air masuk dan keluar waduk, Kurdianto memastikan instansinya ketat melakukan pembatasan suplai keluar, baik untuk kebutuhan irigasi, air minum (PDAM), maupun untuk keperluan pembangkin listrik tenaga air (PLTA) yang ada di Bendung Wonorejo maupun Bendung Niama.
    
Kendati begitu, Kurdianto memastikan bahwa kebijakan yang ditempuh PJT sudah sesuai RAAT yang disepakati lintasinstansi terkait.
    
"Semua kebijakan terkait penyaluran ataupun penggunaan air waduk telah diatur berdasar rencana alokasi air tahunan yang disepakati oleh semua instansi terkait," tegasnya.
    
Sebelumnya, sejumlah petani di sekitar waduk, khususnya di Tulungagung bagian selatan dan timur, berharap mendapat tambahan suplai air dari waduk Wonorejo untuk lahan persawahan mereka yang mulai mengalami krisis air.
    
Namun, permintaan itu tidak serta-merta bisa dipenuhi oleh pihak pengelola Waduk Wonorejo karena distribusi air telah diatur dan direncanakan sesuai kebutuhan yang diajukan oleh instansi masing-masing, baik PDAM, PLTA, dinas PU Pengairan, dinas pertanian, maupun lembaga/intansi terkait lainnya.
    
Menurut Kurdianto, selama ini prosentase lebih besar diberikan untuk Bendungan Wonorejo, sebab fungsi utama bendungan adalah sebagai penyedia air baku untuk perusahaan daerah air minum (PDAM).
    
"Utama tetap ke Bendungan Wonorejo. Namun kami juga layani irigasi perawahan warga termasuk kawasan Kecamatan Gondang," terang Kurdianto. (*)

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015