Jombang (Antara Jatim) - Pimpinan Wilayah Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari) Nahdlatul Ulama Jawa Timur, akan terus mengembangkan kesenian selawat terutama dengan melibatkan generasi muda di sekolah-sekolah setelah lembaga itu resmi menjadi badan otonom di tubuh NU.
"Kami sekarang menjadi banom (badan otonom) NU, jadi kami akan secepatnya menggelar munas (musyawarah nasional) untuk mengembangkan kesenian ini," kata Ketua Pimpinan Wilayah Ishari Jawa Timur Yusuf Arif ditemui dalam kegiatan Muktamar NU yang ke-33 di Kabupaten Jombang, Rabu.
Ia mengatakan Ishari saat ini telah menjadi lembaga otonom dan tidak digabung dengan lembaga lainnya. Dengan statusnya saat ini, Ishari akan lebih mudah mengambil kebijakan untuk meneruskan berbagai macam program kesenian hadrah ini.
Ia mengaku sangat senang dengan hasil keputusan yang mengatakan jika Ishari menjadi lembaga otonom, sebab hal itu sudah diperjuangkan cukup lama. Selama ini, Ishari kesulitan untuk bergerak sendiri, sebab berada di bawah naungan lembaga lain, sehingga dalam kegiatan pun harus koordinasi dengan lembaga yang menaunginya.
Yusuf menceritakan tentang pembentukan Ishari oleh NU yang saat itu dipelopori oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, saat masih penjajahan Belanda. Saat itu, kesenian ini mulai berkembang. Selain sebagai media untuk bertemu dan silaturahmi dengan sesama warga, kesenian ini juga sebagai ajang perjuangan.
Bangsa Belanda membolehkan kesenian ini, hingga akhirnya terus berkembang. Namun, dalam perkembangannya, keberlangsungan secara kepengurusan organisasi ini tidak mulus, dan beberapa kali harus terpaksa di bawah naungan lembaga lain dan tidak berdiri sendiri.
Terakhir, kesenian ini berada di bawah naungan "Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabarah An Nahdliyyah" saat Muktamar NU ke 31 di Boyolali, Jawa Tengah, hingga akhirnya kembali diperjuangkan lagi menjadi badan otonom dalam Muktamar NU yang ke-33 di Kabupaten Jombang, yang berlangsung pada 1-5 Agustus 2015.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh pengurus Ishari yang tersebar di seluruh Indonesia untuk membuat program kerja. Nantinya, Ishari juga akan memperkuat pengkaderan dan melatih para pemuda untuk hadrah.
Ia pun yakin, kesenian ini akan terus berkembang. Hal itu terbukti, saat latihan dilakukan ataupun tampil, selalu diikuti oleh masyarakat dengan berbagai usia baik anak-anak ataupun dewasa.
Selain latihan intensif di masjid ataupun mushala, kesenian ini juga banyak ditekuni di sekolah-sekolah. Ke depan, Ishari juga akan terus mengembangkan termasuk ke sekolah, dan melakukan berbagai macam pentas dan kompetisi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Kami sekarang menjadi banom (badan otonom) NU, jadi kami akan secepatnya menggelar munas (musyawarah nasional) untuk mengembangkan kesenian ini," kata Ketua Pimpinan Wilayah Ishari Jawa Timur Yusuf Arif ditemui dalam kegiatan Muktamar NU yang ke-33 di Kabupaten Jombang, Rabu.
Ia mengatakan Ishari saat ini telah menjadi lembaga otonom dan tidak digabung dengan lembaga lainnya. Dengan statusnya saat ini, Ishari akan lebih mudah mengambil kebijakan untuk meneruskan berbagai macam program kesenian hadrah ini.
Ia mengaku sangat senang dengan hasil keputusan yang mengatakan jika Ishari menjadi lembaga otonom, sebab hal itu sudah diperjuangkan cukup lama. Selama ini, Ishari kesulitan untuk bergerak sendiri, sebab berada di bawah naungan lembaga lain, sehingga dalam kegiatan pun harus koordinasi dengan lembaga yang menaunginya.
Yusuf menceritakan tentang pembentukan Ishari oleh NU yang saat itu dipelopori oleh KH Abdul Wahab Hasbullah, saat masih penjajahan Belanda. Saat itu, kesenian ini mulai berkembang. Selain sebagai media untuk bertemu dan silaturahmi dengan sesama warga, kesenian ini juga sebagai ajang perjuangan.
Bangsa Belanda membolehkan kesenian ini, hingga akhirnya terus berkembang. Namun, dalam perkembangannya, keberlangsungan secara kepengurusan organisasi ini tidak mulus, dan beberapa kali harus terpaksa di bawah naungan lembaga lain dan tidak berdiri sendiri.
Terakhir, kesenian ini berada di bawah naungan "Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al Mu'tabarah An Nahdliyyah" saat Muktamar NU ke 31 di Boyolali, Jawa Tengah, hingga akhirnya kembali diperjuangkan lagi menjadi badan otonom dalam Muktamar NU yang ke-33 di Kabupaten Jombang, yang berlangsung pada 1-5 Agustus 2015.
Ia mengatakan, dalam waktu dekat akan mengumpulkan seluruh pengurus Ishari yang tersebar di seluruh Indonesia untuk membuat program kerja. Nantinya, Ishari juga akan memperkuat pengkaderan dan melatih para pemuda untuk hadrah.
Ia pun yakin, kesenian ini akan terus berkembang. Hal itu terbukti, saat latihan dilakukan ataupun tampil, selalu diikuti oleh masyarakat dengan berbagai usia baik anak-anak ataupun dewasa.
Selain latihan intensif di masjid ataupun mushala, kesenian ini juga banyak ditekuni di sekolah-sekolah. Ke depan, Ishari juga akan terus mengembangkan termasuk ke sekolah, dan melakukan berbagai macam pentas dan kompetisi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015