Probolinggo (Antara Jatim) - Warga Hindu Suku Tengger yang diikuti dari empat Kabupaten di Gunung Bromo yaitu Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, dna Malang menggelar upacara Yadnya Kasada dengan membawa sesaji persembahan kepada Sang Hyang Widhi, Sabtu dini hari.

Warga Suku Tengger berjalan perlahan menapaki lereng pegunungan Bromo dengan membawa sesaji persembahan kepada Sang Hyang Widhi itu sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas karunia yang didapat anak cucu keturunan Lara Anteng dan Joko Seger, melalui perantaraan para dukun, sesaji ini disucikan di Poten Pura Agung di kawasan Lautan Pasir, Gunung Bromo.

"Warga Suku Tengger berjalan menapaki anak tangga menuju puncak Gunung Bromo yang memiliki ketinggian 2.329 mdpl dengan membawa sesaji berupa hasil bumi dan hewan ternak ini dilempar kedalam perut bumi. Sebelum dikorbankan, sesaji-sesaji tersebut terlebih dulu didoakan oleh masing-masing dukun pandita dari desa masing-masing," kata Dukun Pandita, Sumo Kuncoro.

Ia mnegatakan, upacara Yadnya Kasada ini berawal dari cerita rakyat suku Tengger, yang mengisahkan Roro Anteng dan Joko Seger yang merupakan pasangan suami istri. Joko Seger merupakan anak manusia yang berwibawa dan berbudi luhur, sedangkan Roro Anteng merupakan titisan Dewi.

"Larung sesaji yang berupa hasil bumi, palawija dan ternak ini adalah bentuk rasa syukur umat Hindu Tengger kepada Tuhan. Sesaji yang telah diberikan mantra ini kemudian dilarung di kawah Gunung Bromo yang mengisahkan Roro Anteng dan Joko Seger sebagai sepasang suami istri," katanya.

Lebih lanjut dia mengungkapkan,  Suku Tengger mempercayai jika tidak memberi sesembahan, maka kawah Gunung Bromo akan murka dan menghancurkan warga suku Tengger, sehingga untuk menjaga tradisi nenek moyang, maka dilakukan upacara Yadnya Kasada dengan melarung sesaji agar keluarga diberikan keselamatan dan kemakmuran.

Larung sesaji ini merupakan ritual umat Hindu Tengger dalam merayakan Yadna Kasada yang diperingati pada hari ke15 bulan purnama di bulan Kasada. Prosesi Yadna Kasada diawali dan dirayakan dimasing-masing desa warga Tengger yang bermukim disekitar Gunung Bromo dengan menggelar berbagai ritual pengambilan air suci, kesenian tradisional tayuban, reog serta resepsi dan pesta penyambutan tamu.

Di Brang Kulon (Pasuruan), pesta penyambutan tamu digelar di Pendapa Agung Wonokitri, Tosari, Kabupaten Pasuruan sedangkan di Brang Wetan (Probolinggo) dilakukan di Pendapa Cemorolawang, Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Demikian halnya dengan warga Suku Tengger yang bermukim di Kabupaten Malang dan Lumajang. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015