Bojonegoro (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, optimistis mampu mengerjakan pembuatan sumur bor di 30 lokasi, sebagai usaha memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga yang daerahnya mengalami kesulitan di musim kemarau.
    
"Kami optimis untuk melakukan pengeboran sumur air tanah di 30 lokasi bisa selesai tahun ini," kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Sabtu.

Saat ini, lanjut dia, petugas BPBD sedang melakukan pengeboran sumur air tanah di Desa Wotan, Kecamatan Sumberrejo, sejak tiga hari lalu.

"Dari hasil pengeboran yang kami lakukan di Desa Wotan, menunjukkan hasil positif.Di desa yang warganya saat ini kesulitan air bersih terdapat potensi sumber air tanah," jelas dia."Setelah ini petugas akan bergeser ke desa lainnya, juga melakukan pengeboran sumur air tanah," tambahnya.

Sebelumnya, jelasnya, BPBD juga sudah melakukan pengeboran sumur air tanah dengan kedalaman sekitar 50 meter di Desa Bakalan, Kecamatan Tambakrejo, Desa Mbareng dan Mbobol, keduanya di Kecamatan Sekar.

"Rata-rata pengeboran dilakukan di kedalaman berkisar 40-50 meter. Ketiganya mampu mengeluarkan air dengan bagus," jelas dia.

Menurut dia, pengeboran di empat lokasi tersebut dilakukan berdasarkan data yang diterima dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang melakukan survei "geolistrik" di daerah yang biasa mengalami kekeringan.

Hanya saja, menurut dia, survei "geolisrik" belum mencakup seluruh desa yang rawan mengalami kekeringan.

"Survei geolistrik baru menjangkau 19 desa di 17 kecamatan, yang diketahui ada 30 titik, yang diketahui koordinat lokasi yang memiliki potensi sumber air," ungkapnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan BPBD hanya membuat sumur bor air tanah, sedangkan pompa air tanah, jaringan distribusi, juga lainnya, disiapkan desa.

Ia juga mengatakan kalau ada desa yang warganya mengalami kesulitan air bersih, tapi tidcak memiliki potensi air tanah, maka pemecahannya tetap dilakukan dengan membantu pasokan air bersih.

Sesuai data BPBD, di daerah setempat  sudah ada 17 desa yang tersebar di 11 kecamatan, dengan jumlah 1.927 kepala keluarga (KK), yang mengalami kesulitan air bersih.

"Pendistribusian air bersih juga dilakukan Disnakertransos, juga perusahaan minyak yang ada di daerah kami," jelasnya. (*)

Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015