Jombang (Antara Jatim) - Puluhan aktivis dan tokoh lintas agama Kabupaten Jombang, Jawa Timur, mengadakan aksi keprihatinan dan berharap kegiatan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33 di Jombang, kondusif, pascainsiden yang terjadi di Tolikara, Papua saat umat Muslim sembahyang Idul Fitri, Jumat (17/7).
"Dengan konsolidasi ini semua harus kondusif. Tidak boleh ada gangguan atas nama suku, agama, ras, dan golongan," kata Ketua Lesbumi NU Jombang Yatmo di Jombang, Selasa.
Ia mengaku sangat prihatin dengan insiden yang terjadi pada warga Muslim di Papua. Kejadian itu melibatkan warga non-Muslim di daerah itu. Dengan kejadian tersebut, menunjukkan keragaman yang ada di bangsa ini sedang mengalami ujian yang berat.
Ia mengatakan, berbagai tindak intoleransi atas nama agama serta keyakinan terus saja terjadi. Beberapa contoh misalnya, mushala dibakar, gereja ditutup, bahkan orang beribadah dihalang-halangi.
Ia juga berharap kejadian yang menimpa warga Muslim di Papua, tidak merembet. Terlebih lagi, saat ini di Jombang akan ada kegiatan yang cukup besar, yaitu Muktamar NU, dan berharap kegiatan ini nantinya bisa berjalan dengan lancar dan kondusif.
Koordinator Jaringan Gusdurian Jawa Timur Aan Anshori juga menegaskan agar seluruh komponen masyarakat tidak mudah diadu domba dengan insiden yang terjadi di Papau tersebut.
Ia mengaku sangat aneh dengan kejadian di Papua itu, mengingat komunitas Muslim di Papua telah hidup damai dan rukun selama bertahun-tahun. Kejadian ini menunjukkan adanya upaya sistematis untuk membenturkan anak bangsa dengan menyulut kemarahan melalui sentimen antiIslam dan antiPapua.
"Ada indikasi kuat kejadian ini merupakan skenario memecah belah persatuan," ujar Aan.
Ia meminta Komnas HAM perlu turun tangan melakukan investigasi dengan matang atas kasus tersebut. Selain itu, ia juga meminta polisi segara menangkap pelaku di lapangan serta aktor intelektual di balik insiden yang terjadi di Tolikara tersebut.
Aan yang juga sebagai Dewan Ahli Ikatan Sarjana NU Jombang ini ikut mengajak seluruh komponen bangsa untuk semakin memperkuat komunikasi dengan lintas agama, agar tidak mudah dipecah belah oleh kekuatan anti-NKRI. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Dengan konsolidasi ini semua harus kondusif. Tidak boleh ada gangguan atas nama suku, agama, ras, dan golongan," kata Ketua Lesbumi NU Jombang Yatmo di Jombang, Selasa.
Ia mengaku sangat prihatin dengan insiden yang terjadi pada warga Muslim di Papua. Kejadian itu melibatkan warga non-Muslim di daerah itu. Dengan kejadian tersebut, menunjukkan keragaman yang ada di bangsa ini sedang mengalami ujian yang berat.
Ia mengatakan, berbagai tindak intoleransi atas nama agama serta keyakinan terus saja terjadi. Beberapa contoh misalnya, mushala dibakar, gereja ditutup, bahkan orang beribadah dihalang-halangi.
Ia juga berharap kejadian yang menimpa warga Muslim di Papua, tidak merembet. Terlebih lagi, saat ini di Jombang akan ada kegiatan yang cukup besar, yaitu Muktamar NU, dan berharap kegiatan ini nantinya bisa berjalan dengan lancar dan kondusif.
Koordinator Jaringan Gusdurian Jawa Timur Aan Anshori juga menegaskan agar seluruh komponen masyarakat tidak mudah diadu domba dengan insiden yang terjadi di Papau tersebut.
Ia mengaku sangat aneh dengan kejadian di Papua itu, mengingat komunitas Muslim di Papua telah hidup damai dan rukun selama bertahun-tahun. Kejadian ini menunjukkan adanya upaya sistematis untuk membenturkan anak bangsa dengan menyulut kemarahan melalui sentimen antiIslam dan antiPapua.
"Ada indikasi kuat kejadian ini merupakan skenario memecah belah persatuan," ujar Aan.
Ia meminta Komnas HAM perlu turun tangan melakukan investigasi dengan matang atas kasus tersebut. Selain itu, ia juga meminta polisi segara menangkap pelaku di lapangan serta aktor intelektual di balik insiden yang terjadi di Tolikara tersebut.
Aan yang juga sebagai Dewan Ahli Ikatan Sarjana NU Jombang ini ikut mengajak seluruh komponen bangsa untuk semakin memperkuat komunikasi dengan lintas agama, agar tidak mudah dipecah belah oleh kekuatan anti-NKRI. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015