Banyuwangi (Antara Jatim) - Kementerian Pariwisata membantu dana Rp1,5 miliar untuk pengembangan infrastruktur pariwisata di Grand Watu Dodol, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Menteri Pariwisata Arief Yahya di Banyuwangi, Senin mengatakan bahwa dana itu akan digunakan untuk membangun sejumlah area penunjang wisata pantai di Grand Watu Dodol, seperti fasilitas pertunjukan (amphitheatre) dan penataan lansekap.
"Prospek pariwisata Banyuwangi sangat bagus, dan perlu terus dikembangkan. Keberadaan destinasi wisata baru sangat penting agar pilihan wisatawan juga semakin beragam. Oleh karena itu, kami membantu pengembangan Grand Watu Dodol yang diproyeksikan menjadi salah satu destinasi baru yang lebih menarik," ujarnya seusai penyerahan simbolis dana dari Kemenpar ke Pemkab Banyuwangi.
Arief mengatakan, salah satu kunci untuk mengembangkan pariwisata adalah adanya atraksi atau destinasi wisata yang mempunyai nilai jual. Hal itu juga harus ditopang oleh infrastruktur penunjang seperti restoran, kafe, hotel, money changer, dan sebagainya.
"Semoga apa yang bisa dibantu oleh Kementerian Pariwisata ini ikut mempercepat pengembangan di Banyuwangi," ujar Arief.
Selain dana untuk pengembangan infrastruktur pariwisata, Kemenpar sebelumnya juga membantu dana promosi pariwisata Banyuwangi sebesar Rp1,5 miliar.
Grand Watu Dodol yang mendapat bantuan dari Kemenpar adalah salah satu destinasi baru dalam bentuk tempat istirahat terintegrasi yang sedang dibangun oleh Pemkab Banyuwangi.
Tempat itu langsung menghadap ke laut dengan arsitektur unik lengkap dengan kafe, area pantai, area bermain, dan gerai produk kreatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Banyuwangi.
Terletak tak jauh dari jalur penyeberangan yang menghubungkan Banyuwangi dan Bali, Grand Watu Dodol diikhtiarkan untuk "mencegat" wisatawan yang hendak ke Bali melalui jalur penyeberangan Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan letak yang berdekatan dengan Bali adalah keunggulan komparatif Banyuwangi dibanding daerah lain. Ada jutaan orang yang menyeberang ke Bali lewat Banyuwangi yang akan 'ditahan' dulu satu atau dua hari di Banyuwangi dengan berbagai strategi.
"Grand Watu Dodol bisa menjadi andalan. Mereka yang mau ke Bali akan tertarik mampir ke sana. Spend uang katakanlah Rp500.000 per orang di sana, tinggal dikalikan berapa juta orang yang akan menyeberang ke Bali dalam setahun. Ada perputaran uang besar yang bakal meningkatkan ekonomi lokal kami," ujarnya.
Anas menambahkan, Grand Watu Dodol juga akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Banyuwangi sebelah utara karena masyarakat sekitar terutama UMKM dilibatkan untuk berjualan di lokasi.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan M. Yanuar Bramudya mengatakan, dana dari Kemenpar akan digunakan untuk pembangunan amphitheatre atau stage pertunjukan guna memfasilitasi pentas seni dan budaya dari sanggar-sanggar seni Banyuwangi.
"Siapa pun nanti bisa tampil di sana. Amphitheatre dibangun senatural mungkin, di antaranya dari pemilihan bahan dan desainnya,” kata Bramuda.
Dana bantuan dari Kemenpar juga akan digunakan untuk memasang fasilitas lampu penerangan di Grand Watu Dodol. "Lampu penerangan akan dipasang tidak hanya untuk menerangi wilayah pantai, tapi juga untuk mempercantik landscape pantai. Akan kita sesuaikan dengan karakter pantainya," ujarnya.
Saat ini, Grand Watu Dodol masih dalam tahap pengerjaan. Pemkab Banyuwangi pada tahun ini telah menganggarkan dana Rp700 juta untuk menata lansekap, membangun toilet, areal parkir, food court, memasang tempat duduk di pinggir pantai dan memasang ornamen-ornamen pantai.
"Kita sudah memiliki grand design pengembangan Watu Dodol. Dengan bantuan Kemenpar, bisa mempercepat pengerjaannya. Kami optimistis Grand Watu Dodol akan bisa menjadi destinasi baru yang menarik wisatawan," ujar Bramuda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Menteri Pariwisata Arief Yahya di Banyuwangi, Senin mengatakan bahwa dana itu akan digunakan untuk membangun sejumlah area penunjang wisata pantai di Grand Watu Dodol, seperti fasilitas pertunjukan (amphitheatre) dan penataan lansekap.
"Prospek pariwisata Banyuwangi sangat bagus, dan perlu terus dikembangkan. Keberadaan destinasi wisata baru sangat penting agar pilihan wisatawan juga semakin beragam. Oleh karena itu, kami membantu pengembangan Grand Watu Dodol yang diproyeksikan menjadi salah satu destinasi baru yang lebih menarik," ujarnya seusai penyerahan simbolis dana dari Kemenpar ke Pemkab Banyuwangi.
Arief mengatakan, salah satu kunci untuk mengembangkan pariwisata adalah adanya atraksi atau destinasi wisata yang mempunyai nilai jual. Hal itu juga harus ditopang oleh infrastruktur penunjang seperti restoran, kafe, hotel, money changer, dan sebagainya.
"Semoga apa yang bisa dibantu oleh Kementerian Pariwisata ini ikut mempercepat pengembangan di Banyuwangi," ujar Arief.
Selain dana untuk pengembangan infrastruktur pariwisata, Kemenpar sebelumnya juga membantu dana promosi pariwisata Banyuwangi sebesar Rp1,5 miliar.
Grand Watu Dodol yang mendapat bantuan dari Kemenpar adalah salah satu destinasi baru dalam bentuk tempat istirahat terintegrasi yang sedang dibangun oleh Pemkab Banyuwangi.
Tempat itu langsung menghadap ke laut dengan arsitektur unik lengkap dengan kafe, area pantai, area bermain, dan gerai produk kreatif dari usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Banyuwangi.
Terletak tak jauh dari jalur penyeberangan yang menghubungkan Banyuwangi dan Bali, Grand Watu Dodol diikhtiarkan untuk "mencegat" wisatawan yang hendak ke Bali melalui jalur penyeberangan Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan letak yang berdekatan dengan Bali adalah keunggulan komparatif Banyuwangi dibanding daerah lain. Ada jutaan orang yang menyeberang ke Bali lewat Banyuwangi yang akan 'ditahan' dulu satu atau dua hari di Banyuwangi dengan berbagai strategi.
"Grand Watu Dodol bisa menjadi andalan. Mereka yang mau ke Bali akan tertarik mampir ke sana. Spend uang katakanlah Rp500.000 per orang di sana, tinggal dikalikan berapa juta orang yang akan menyeberang ke Bali dalam setahun. Ada perputaran uang besar yang bakal meningkatkan ekonomi lokal kami," ujarnya.
Anas menambahkan, Grand Watu Dodol juga akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Banyuwangi sebelah utara karena masyarakat sekitar terutama UMKM dilibatkan untuk berjualan di lokasi.
Sementara Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan M. Yanuar Bramudya mengatakan, dana dari Kemenpar akan digunakan untuk pembangunan amphitheatre atau stage pertunjukan guna memfasilitasi pentas seni dan budaya dari sanggar-sanggar seni Banyuwangi.
"Siapa pun nanti bisa tampil di sana. Amphitheatre dibangun senatural mungkin, di antaranya dari pemilihan bahan dan desainnya,” kata Bramuda.
Dana bantuan dari Kemenpar juga akan digunakan untuk memasang fasilitas lampu penerangan di Grand Watu Dodol. "Lampu penerangan akan dipasang tidak hanya untuk menerangi wilayah pantai, tapi juga untuk mempercantik landscape pantai. Akan kita sesuaikan dengan karakter pantainya," ujarnya.
Saat ini, Grand Watu Dodol masih dalam tahap pengerjaan. Pemkab Banyuwangi pada tahun ini telah menganggarkan dana Rp700 juta untuk menata lansekap, membangun toilet, areal parkir, food court, memasang tempat duduk di pinggir pantai dan memasang ornamen-ornamen pantai.
"Kita sudah memiliki grand design pengembangan Watu Dodol. Dengan bantuan Kemenpar, bisa mempercepat pengerjaannya. Kami optimistis Grand Watu Dodol akan bisa menjadi destinasi baru yang menarik wisatawan," ujar Bramuda. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015