Surabaya (Antara Jatim) - Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) melakukan "home care" (perawatan ke rumah-rumah) untuk membina kesehatan warga sekitar, mengatasi anak kurang gizi, dan warga kurang mampu.
     
"Kami berdiri di kawasan Wonokromo dan Karangrejo, karena itu kami sebagai kampus kesehatan harus memperhatikan kesehatan dan juga aspek sosial warga sekitar kampus," kata Wakil Rektor III Unusa, Ima Nadatien, di Surabaya, Senin.
     
Di sela pembagian sembako kepada tukang becak, juru parkir, loper koran, anak yatim, dan janda di halaman Kampus A Unusa, ia menjelaskan warga sekitar kampus adalah elemen penting bagi Unusa.
     
"Karena peran serta mereka, Unusa bisa terus eksis dari sejak bernama Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Stikes Yarsis)," katanya.
     
Sebagai ungkapan terima kasih itulah, Unusa sudah lima kali berturut-turut membagikan paket sembako kepada warga sekitar pada setiap momen Ramadhan. Tahun ini, 500 paket sembako dan uang tunai yang dibagikan.
     
"Bagaimanapun tukang becak yang sering mangkal di seputar kampus A Unusa juga penting, karena mereka berperan untuk menunjukkan arah kampus Unusa bagi masyarakat yang belum mengetahui keberadaan kampus ini," katanya.
     
Menurut dia, orang yang belum pernah ke kampus A Unusa itu, maka mereka pasti bertanya kepada tukang becak. Tukang becak yang akan mengantarkan mereka ke Unusa. Karena itu kami perlu memperkenalkan Unusa kepada tukang becak dengan cara berbagi seperti ini.
     
Selain kepedulian dalam bentuk paket sembako yang dibagikan secara rutin pada setiap Ramadhan, Unusa juga melakukan banyak hal untuk warga sekitar yang kurang mampu.
     
"Sebagai kampus kesehatan, kami melakukan 'home care' untuk memantau warga yang kurang sehat dan anak yang kurang gizi, bahkan kami juga memelopori posyandu di Karangrejo serta posyandu balita. Ini kontribusi kami untuk warga sekitar," katanya.
     
Ia menegaskan bahwa Unusa berkomitmen agar jangan sampai ada warga sekitar kampus yang mengalami sakit hingga tidak bisa tertangani dengan baik. Selain itu, Unusa juga tidak ingin ada anak-anak sekitar kampus yang kekurangan gizi.
     
"Kami sedih kalau sampai ada yang seperti itu. Dekat kampus kesehatan kok yo ada warga sakit yang sampai tidak tertangani, yang malu kan kami. Makanya, kami selalu melakukan kunjungan, pemeriksaan kesehatan ke rumah –rumah warga. Kalau ada yang perlu dirujuk kami rujuk ke klinik di kampus," katanya. (*)

Pewarta: Edy M Yakub

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015