Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Madiun melaporkan gempa skala kecil yang terjadi di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, pada Kamis (25/6) lalu ke Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Energi Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM) untuk ditindaklanjuti mengingat dampaknya cukup parah.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun, Edi Harianto, Jumat, mengatakan, berdasarkan penuturan warga Desa Klangon, wilayah setempat sudah sering kali terjadi "gempa desa" namun skala ringan. Selama tiga bulan terakhir sudah terjadi delapan kali gempa.

"Kami meminta agar dilakukan penelitian apa pemicu gempa kecil yang berkali-kali itu. Apakah karena faktor alam atau lainnya. Kondisi ini sudah membuat panik warga," ujar Edi Harianto. 

Menurut dia, gempa yang terjadi pada Kamis (25/6) kemarin merupakan gempa yang paling parah yang terjadi di wilayah setempat. Gempa tersebut telah menjatuhkan genting-genting atap rumah, meretakkan dinding, memecahkan lantai rumah, serta membuat jalan desa retak.

Hingga kini penyebab gempa berkekuatan 4,2 SR tersebut, belum diketahui penyebabnya. Pihak Pemkab Madiun juga berkoordinasi dengan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui asal gempa tersebut.

Seperti diketahui, sesuai data BMKG, telah terjadi gempa bumi dengan kekuatan 4,2 Skala Ritcher (SR) pada Kamis (25/6) pukul 10:35 WIB di titik 7,73LS, 111,69 LS dengan kedalaman 10 Kilometer (12 KM Tengggara Kabupaten Madiun, Jawa Timur). 

Gempa tersebut juga dirasakan sebagian wilayah Kabupaten Nganjuk yang berbatasan dengan Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Akibat gempa tersebut, sebanyak 57 rumah warga desa setempat mengalami kerusakan baik sedang maupun ringan.  (*)

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015