Malang  (Antara Jatim) - Bandara Abdulrachman Saleh Malang, Jawa Timur, segera diusulkan menjadi embarkasi haji di Jatim selain Bandara Juanda setelah status bandara tersebut naik menjadi Bandara Internasional.

"Kami akan mengajukan surat permintaan untuk menjadikan Bandara Abdulrachman Saleh ini sebagai embarkasi haji. Permintaan ini seiring dengan rencana pembangunan bandara tersebut menjadi bandara internasional," kata Bupati Malang Rendra Kresna di Malang, Jumat.

Ia mengatakan jika pembangunan sudah selesai dan statusnya sudah berubah menjadi bandara internasional, dirinya akan langsung meminta kepada Gubernur Jatim agar bandara ini bisa menjadi embarkasi haji.

Hanya saja, lanjutnya, untuk saat ini Pemkab Malang masih belum menyiapkan sarana dan prasarana pendukung jika Bandara Abdulrachman Saleh menjadi terminal embarkasi haji di Jawa Timur. Sebab, saat ini pemkab masih memperkuat promosi produk lokal Kabupaten Malang di terminal bandara tersebut.

Salah satunya adalah menggunakan satu gerai di bandara untuk menjadi etalase berbagai produk lokal di Malang. "Setelah ini tuntas, kami akan bicarakan bersama instasi terkait untuk pengembangan sarana dan prasana menuju bandara internasional," ujarnya.

Keinginan Bupati Malang tersebut masih belum bisa terealisasi dalam waktu dekat ini karena Gubernur Jatim Soekarwo ketika ditanya soal perubahan status Bandara Abdulrachman Saleh menjadi bandara internasional disela-sela peresmian terminal keberangkatan bandara itu belum bisa memastikannya, sebab ada persyaratan bandara internasional yang belum terpenuhi.

Salah satunya adalah panjang landasan pacu (runway) yang belum mencapai 2.500 meter, apron bandara yang saat ini belum mampu menampung tujuh pesawat. Selain itu, alat navigasi pesawat juga belum terpasang lengkap di bandara yang terletak di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang tersebut.

Akan tetapi, gubernur memastikan kekurangan persyaratan ini akan diselesaikan dalam dua tahun ke depan. Apalagi, perpanjangan runway pesawat dari 2.250 meter menjadi 2.610 meter sudah dilakukan sejak awal tahun ini, begitu juga dengan pelebaran apron bandara.

"Pemprov juga sudah menganggarkan dana untuk pengembangan Bandara Abdulrachman Saleh ini sebesar Rp71 miliar," katanya.

Ia mengakui saat ini kondisi Bandara Juanda sudah overload. Hal itu yang menjadi salah satu alasan terkuat untuk menambah kapasitas di Bandara Abdulrachman Saleh, karena kapasitas Bandara Juanda sudah overload. Bandara Juanda yang seharusnya melayani 12,5 juta orang per tahun harus melayani 18 juta orang per tahun.

Oleh karena itu, pengembangan Bandara Abdulrachman Saleh menjadi penting, yakni dengan membangun terminal baru (terminal kedatangan), memperpanjang runway, dan melengkapi sarana prasarana penunjang lainnya.

"Setelah pembangunan selesai, kami akan mengadakan pertemuan lanjutan dengan TNI AU, dan Kemenhub untuk membuat bandara ini menjadi bandara internasional," ucapnya.

Sejumlah sarana dan prasarana yang belum ada di Bandara Abdulrachman Saleh adalah alat navigasi untuk penerbangan malam hari, terminal kedatangan, apron yang belum mampu menampung lebih dari tujuh pesawat, runway yang belum memenuhi standar lebih dari 2.500 meter.

Jika Bandara Abdulrachman Saleh sudah menjadi embarkasi haji, calon haji (calhaj) dari wilayah Malang raya dan sekitarnya, seperti Pasuruan, Blitar, Kediri, Tulungagung, Lumajang dan Probolinggo tidak perlu lagi ke Surabaya karena jaraknya lebih dekat ke Malang.(*)

Pewarta: Edang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015