Surabaya (Antara Jatim) - DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Surabaya menganggap koalisi besar enam parpol untuk bersaing secara kompettitif dengan calon yang diusung PDIP dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Surabaya 2015 adalah suatu keniscayaan.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwiyonno di Surabaya, Kamis, mengatakan adanya ikhtiar enam parpol itu karena demokrasi saat ini adalah demokrasi voting yang lebih menghargai adanya kompetisi, sedangkan PDIP mengedepankan azas musyawarah mufakat seperti yang dirumuskan "founding fathers" Bangsa Indonesia.

"Demokrasi kita memang lebih menghargai voting, sementara PDIP berpijak pada azas musyawarah mufakat," ujarnya.

Ia mengakui, azas musyawarah mufakat tidak diatur dalam undang–undang pilkada. Untuk itu, ia menilai ketidaksempurnaan undang-undang tersebut hanya memberi ruang terselenggaranya demokrasi voting, dan tidak memberi opsi secara prosedural azas musyawarah mufakat itu.

"Apabila rakyat tidak menyukai kompetisi tetapi perangkat undang-undang memaksa rakyat untuk berkompetisi," kata Alumnus FISIP Unair.

Ia mengharapkan munculnya koalisi baru yang akan menjadi pasangan calon yang diusung PDIP ini bisa menyodorkan alternatif kepemimpinan yang kompetitif.

"Mudah-mudahan pasangan calon yang diusung nantinya memunculkan satu paket calon yang kepemimpinannya sama baiknya dengan pasangan calon yang diusung PDIP yakni Tri Rismaharini–Whisnu Sakti Buana," katanya.

Ia menilai, jika pilkada tidak berlangsung dengan kompetitif, demokrasi voting yang berlangsung nantinya hanya menghambur-hamburkan biaya. Saat ditanya apakah pertemuan antar-parpol yang digagas PDIP di kediaman Wakil Wali Kota Surabaya masih akan berlangsung pascamunculnya koalisi besar, Adi Sutarwiyono mengatakan, hal itu bergantung pada PKB selaku tuan rumah.

"Pada pertemuan tersebut, PDIP diikutkan atau tidak. Jika tidak gak apa-apa. Namun, bila diikutkan dengan senang hati kita akan bertukar pikiran dengan yang lainnya," jelas Wakil Ketua Komisi A DPRD Surabaya.

Adi berharap, pada pertemuan antarparpol nantinya agendanya bagaimana mengelola pilkada mendatang karena menurutnya, dalam mengelola Surabaya membutuhkan kebersamaan antarparpol. Ia mengaku, PDIP tidak punya keinginan untuk berkompetisi dengan partai lainnya.

"Saat pertemuan di kediaman Pak Whisnu tidak ada keinginan PDIP berkompetisi dengan partai lain. Tapi justru ingin membangun kebersamaan. Untuk itulah, muncul istilah pilkada aklamasi," katanya. (*)


Pewarta: Abdul Hakim

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015