Riadh (Antara/Reuters) - Pemerintah Arab Saudi mengimbau warganya tidak membagikan "dokumen yang kemungkinan telah dipalsukan", sebagai tanggapan atas terbitan Wikileaks, yang pada Jumat membocorkan 60.000 dokumen komunikasi diplomatik rahasia kerajaan.
Pernyataan disiarkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam Twitter-nya itu tidak secara langsung membantah keaslian dokumen Wikileaks.
Namun, pada Ahad, juru bicara Kementerian Luar Negeri Osama Naqli mengingatkan warga tidak membiarkan musuh negara mencapai tujuannya dalam kaitan dengan penyiaran setiap dokumen.
Naqli juga menambahkan bahwa sebagian besar di antara dokumen itu telah dipalsukan dengan cara sangat jelas.
Naqli mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menggelar penyelidikan dan akan menghukum siapa saja pejabat yang terbukti bekerja sama dengan Wikileaks dalam pembocoran dokumen rahasia.
Dokumen bocoran Wikileaks itu adalah komunikasi antara para diplomat yang membahas di antaranya, sikap Arab Saudi terhadap sejumlah persoalan regional dan upaya untuk mempengaruhi media.
Awak media hingga kini belum bisa secara independen memverifikasi keaslian dokumen tersebut.
Negara eksportir terbesar di dunia yang menerapkan sistem poitik monarki itu memang dikenal sangat sensitif terhadap kritik publik. Pihak pemerintah berkali-bali memenjara para aktivis yang mengkritik keras keluarga Al Saud dan ulama senior. Mereka juga menerapkan kontrol yang sangat ketat terhadap media.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Pernyataan disiarkan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam Twitter-nya itu tidak secara langsung membantah keaslian dokumen Wikileaks.
Namun, pada Ahad, juru bicara Kementerian Luar Negeri Osama Naqli mengingatkan warga tidak membiarkan musuh negara mencapai tujuannya dalam kaitan dengan penyiaran setiap dokumen.
Naqli juga menambahkan bahwa sebagian besar di antara dokumen itu telah dipalsukan dengan cara sangat jelas.
Naqli mengungkapkan bahwa pihaknya tengah menggelar penyelidikan dan akan menghukum siapa saja pejabat yang terbukti bekerja sama dengan Wikileaks dalam pembocoran dokumen rahasia.
Dokumen bocoran Wikileaks itu adalah komunikasi antara para diplomat yang membahas di antaranya, sikap Arab Saudi terhadap sejumlah persoalan regional dan upaya untuk mempengaruhi media.
Awak media hingga kini belum bisa secara independen memverifikasi keaslian dokumen tersebut.
Negara eksportir terbesar di dunia yang menerapkan sistem poitik monarki itu memang dikenal sangat sensitif terhadap kritik publik. Pihak pemerintah berkali-bali memenjara para aktivis yang mengkritik keras keluarga Al Saud dan ulama senior. Mereka juga menerapkan kontrol yang sangat ketat terhadap media.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015