Oleh Zubi Mahrofi

    Jakarta,  (Antara) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi Rp13.330 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp13.348 per dolar AS.

         "Faktor eksternal membawa sentimen positif bagi laju pergerakan mata uang rupiah. Seperti diperkirakan, Bank sentral AS (the Fed) memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunganya. Keputusan the Fed itu menekan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia, termasuk rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.

         Ia menambahkan bahwa keputusan itu juga diiringi dengan pemangkasan proyeksi produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat. Situasi itu menambah sentimen negatif bagi dolar AS.

         "Dolar AS diperkirakan tetap bergerak melemah dalam perdagangan Asia pada hari ini (Kamis, 18/6) sehingga berpeluang menopang rupiah dan aset berdenominasi rupiah lainnya," katanya.

         Dari dalam negeri, ia menambahkan bahwa pelaku pasar sedang menanti pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) pada Kamis (18/6) ini. Diperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan level BI rate di 7,5 persen.

         Sementara itu Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova mengatakan bahwa dipertahankannya level BI rate akan memberikan harapan bahwa inflasi di dalam negeri masih terjaga. Itu bisa menjadi salah satu penopang bagi mata uang rupiah.

         Kendati demikian, menurut dia, kenaikan rupiah cenderung terbatas menyusul masih adanya potensi kenaikan suku bunga AS (Fed fund rate) pada tahun 2015.

         "Kegiatan ekonomi AS cenderung telah berkembang cukup baik selama kuartal pertama. Terlihat dari laju pertumbuhan lapangan pekerjaan AS yang cenderung meningkat," katanya. ***3***

IHSG

    Sementara itu,  Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis dibuka menguat tipis sebesar 2,21 poin atau 0,04 persen menjadi 4.947,96.

         Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 0,56 poin (0,07 persen) menjadi 850,11.

         "Sinyal positif dari faktor teknikal masih membuka peluang bagi IHSG untuk mengalami penguatan. Akan tetapi, penguatan IHSG BEI masih terbatas menyusul sebagian pelaku pasar MASIH membutuhkan sentimen pendukung lainnya," kata Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo di Jakarta, Kamis.

         Menurut dia, pelaku pasar masih berhati-hati merespon hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). Tadi malam, the Fed memutuskan untuk yang mempertahankan suku bunga AS (Fed fund rate), namun the Fed terlihat masih tetap dalam arah kebijakannya untuk menaikan suku bunga pada tahun 2015.

         "Situasi itu dapat membuat IHSG pada Kamis ini akan bergerak bervariasi di kisaran 4.915-5.015 poin," katanya.

         Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan bahwa IHSG kembali bergerak menguat meski terbatas. Kenaikan IHSG BEI dinilai belum cukup kuat dalam jangka pendek ini menyusul masih minimnya aksi beli dari pelaku pasar asing.

         "Arah pergerakan IHSG BEI belum terkonfirmasi untuk pola jangka pendek, namun sebagian investor yang memiliki orientasi jangka menengah panjang, masih dapat memanfaatkan kondisi saat ini untuk mengakumulasi saham," katanya.

         Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 2,66 poin (0,01 persen) ke level 26.751,13, indeks Nikkei turun 140,85 poin (0,70 persen) ke level 20.078,42, dan indeks Straits Times melemah 8,31 poin (0,25 persen) ke posisi 3.317,32. (*)

Pewarta: Supervisor

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015