New York (Antara/Xinhua-OANA) - Sebanyak 21,1 juta orang di Yaman, 80 persen penduduknya, kini memerlukan bantuan di tengah kebutuhan kemanusiaan yang meningkat di negeri tersebut, kata PBB pada Jumat (12/6), dengan mengutip jumlah baru dari organisasi bantuan.
"Organisasi bantuan pada Jumat menyiarkan jumlah baru, yang memperlihatkan peningkatan tajam kebutuhan kemanusiaan di Yaman sejak konflik meningkat," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat harian di Markas Besar PBB, New York.
"Lebih dari satu juta orang telah menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan memerlukan tempat berteduh darurat serta barang kebutuhan rumah tangga, demikian juga dengan 200.000 anggota masyarakat yang rentang dan menampung mereka," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. "Warga sipil memikul beban akibat kerusuhan, dan 11,4 juta orang memerlukan bantuan perlindungan, termasuk 7,3 juta anak kecil."
Sebanyak 20,4 juta orang --hampir 80 persen penduduk negeri tersebut-- memerlukan bantuan untuk memperoleh akses ke kebersihan dan air minum yang aman, katanya.
Sedikitnya 12,3 juta orang, hampir separuh penduduk Yaman, menghadapi kondisi rawan pangan. Jumlah itu merupakan kenaikan 15,7 persen sejak krisis meletus, katanya.
Dan 15,2 juta orang memerlukan bantuan untuk memperoleh perawatan kesehatan dasar; 1,5 juta perempuan dan anak kecil memerlukan layanan gizi, dan 2,9 juta anak memerlukan akses darurat ke pendidikan.
Pada pertengahan Mei, PBB menyatakan sebanyak 1.850 orang telah tewas dan lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang berkecamuk di Yaman sejak akhir Maret.
Hingga 15 Mei, 1.849 orang telah tewas dan 7.394 orang telah cedera, kata badan kemanusiaan PBB itu, dengan mengutip jumlah dari lembaga kesehatan Yaman.
PBB sudah berulangkali menegaskan bahwa banyak orang yang cedera dan tewas tak tidak melalui lembaga kesehatan. Itu berarti jumlah korban jiwa bisa lebih banyak lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Organisasi bantuan pada Jumat menyiarkan jumlah baru, yang memperlihatkan peningkatan tajam kebutuhan kemanusiaan di Yaman sejak konflik meningkat," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat harian di Markas Besar PBB, New York.
"Lebih dari satu juta orang telah menjadi pengungsi di dalam negeri mereka dan memerlukan tempat berteduh darurat serta barang kebutuhan rumah tangga, demikian juga dengan 200.000 anggota masyarakat yang rentang dan menampung mereka," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. "Warga sipil memikul beban akibat kerusuhan, dan 11,4 juta orang memerlukan bantuan perlindungan, termasuk 7,3 juta anak kecil."
Sebanyak 20,4 juta orang --hampir 80 persen penduduk negeri tersebut-- memerlukan bantuan untuk memperoleh akses ke kebersihan dan air minum yang aman, katanya.
Sedikitnya 12,3 juta orang, hampir separuh penduduk Yaman, menghadapi kondisi rawan pangan. Jumlah itu merupakan kenaikan 15,7 persen sejak krisis meletus, katanya.
Dan 15,2 juta orang memerlukan bantuan untuk memperoleh perawatan kesehatan dasar; 1,5 juta perempuan dan anak kecil memerlukan layanan gizi, dan 2,9 juta anak memerlukan akses darurat ke pendidikan.
Pada pertengahan Mei, PBB menyatakan sebanyak 1.850 orang telah tewas dan lebih dari 500.000 orang kehilangan tempat tinggal akibat konflik yang berkecamuk di Yaman sejak akhir Maret.
Hingga 15 Mei, 1.849 orang telah tewas dan 7.394 orang telah cedera, kata badan kemanusiaan PBB itu, dengan mengutip jumlah dari lembaga kesehatan Yaman.
PBB sudah berulangkali menegaskan bahwa banyak orang yang cedera dan tewas tak tidak melalui lembaga kesehatan. Itu berarti jumlah korban jiwa bisa lebih banyak lagi. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015