PBB, New York, (Antara/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan Stephen O'Brien pada Rabu (10/6) menyerukan bantuan lebih besar buat jutaan orang di seluruh Irak setelah kunjungan dua-hari ke negeri tersebut, kata seorang juru bicara PBB.
Sejak Januari 2014, lebih dari tiga juta orang Irak telah terusir dari rumah mereka dan lebih dari delapan juta orang memerlukan bantuan, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York, AS.
"Bapak O'Brien mengatakan semua keluarga yang ia ajak bicara memiliki kisah yang menghancurkan hati mengenai ketakutan, nasib buruk, kehilangan dan kesedihan. Hukum kemanusiaan internasional mewajibkan semua orang yang terlibat dalam pertempuran agar melindungi warga sipil selama permusuhan, termasuk dengan menahan diri dari mengincar mereka," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Pada 8 Juni, O'Brien mengunjungi Baghdad, tempat ia bertemu dengan banyak orang yang belum lama ini kehilangan rumah di Ramadi. Pada 9 Juni, persis satu tahun sampai hari ini setelah Mosul jatuh, sehingga mengakibatkan pengungsian besar, mengunjungi satu kamp buat orang yang jadi pengungsi di dalam negeri mereka di Erbil.
"Ia mengatakan penting pada saat kritis ini bahwa kita berbuat lebih banyak untuk meredakan penderitaan rakyat Irak," kata Dujarric.
O'Brien mengatakan PBB sedang berusaha menjamin bantuan darurat tersedia di mana saja diperlukan di Irak tapi PBB sangat memerlukan 497 juta dolar AS untuk menyediakan tempat berteduh, makanan, air dan layanan lain penyelamat nyawa selama enam bulan ke depan, kata Dujarric.
Gerilyawan Negara Islam (IS) menaklukkan Mosul, kota terbesar kedua di Irak, pada Juni 2014. Militer Irak saat ini sedang memerangi gerilyawan fanatik untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai gerilyawan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
Sejak Januari 2014, lebih dari tiga juta orang Irak telah terusir dari rumah mereka dan lebih dari delapan juta orang memerlukan bantuan, kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam taklimat harian di Markas Besar PBB, New York, AS.
"Bapak O'Brien mengatakan semua keluarga yang ia ajak bicara memiliki kisah yang menghancurkan hati mengenai ketakutan, nasib buruk, kehilangan dan kesedihan. Hukum kemanusiaan internasional mewajibkan semua orang yang terlibat dalam pertempuran agar melindungi warga sipil selama permusuhan, termasuk dengan menahan diri dari mengincar mereka," kata Dujarric, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Pada 8 Juni, O'Brien mengunjungi Baghdad, tempat ia bertemu dengan banyak orang yang belum lama ini kehilangan rumah di Ramadi. Pada 9 Juni, persis satu tahun sampai hari ini setelah Mosul jatuh, sehingga mengakibatkan pengungsian besar, mengunjungi satu kamp buat orang yang jadi pengungsi di dalam negeri mereka di Erbil.
"Ia mengatakan penting pada saat kritis ini bahwa kita berbuat lebih banyak untuk meredakan penderitaan rakyat Irak," kata Dujarric.
O'Brien mengatakan PBB sedang berusaha menjamin bantuan darurat tersedia di mana saja diperlukan di Irak tapi PBB sangat memerlukan 497 juta dolar AS untuk menyediakan tempat berteduh, makanan, air dan layanan lain penyelamat nyawa selama enam bulan ke depan, kata Dujarric.
Gerilyawan Negara Islam (IS) menaklukkan Mosul, kota terbesar kedua di Irak, pada Juni 2014. Militer Irak saat ini sedang memerangi gerilyawan fanatik untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai gerilyawan. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015