Bulan Juni merupakan bulan yang sakral bagi Indonesia. Di bulan ini, Presiden pertama Indonesia Soekarno lahir, tepatnya pada 6 Juni. Bahkan, di bulan ini, juga diperingati sebagai hari lahir Pancasila.

Setiap kali di bulan Juni, Kota Blitar selalu ramai dengan berbagai macam agenda yang terkait dengan Pancasila dan Bung Karno (sebutan akrab Presiden Soekarno). Misalnya, kegiatan kirab pusaka maupun seminar kebangsaan.

Setiap tahun, Kota Blitar rutin mengadakan kegiatan gerebek Pancasila. Acara ini dikemas dengan kegiatan upacara yang diikuti seluruh masyarakat, pelajar, serta pegawai. Mereka mengenakan baju tradisional, berupa kebaya (perempuan) dan beskap (laki-laki).

Selain upacara, juga ada kegiatan tumpeng bersama, yang diisi dengan hasil bumi, sebagai wujud syukur atas rejeki yang diberikan Tuhan.

Peringatan hari lahir Pancasila pada 2015 ini berbeda jika dibandingkan dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya, agenda ini dilakukan oleh pemerintah daerah dan dihadiri keluarga Bung Karno, dalam puncak acaranya, tapi pada peringatan 2015 ini lebih istimewa.

Kota Blitar ditunjuk sebagai lokasi peringatan secara nasional. Acara ini dihadiri oleh MPR. Setiap tahun MPR mengadakan acara pidato kebangsaan dengan lokasi berbeda setiap tahunnya, dan pada 2015 Kota Blitar terpilih sebagai lokasi peringatan.

Dalam acara ini selain dihadiri Ketua MPR Zulkifli Hasan, juga dihadiri Presiden Joko Widodo, Presiden RI kelima Megawati Soekarnoputri, serta sejumlah menteri dan pejabat lain.

Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar mengatakan kegiatan 1 Juni merupakan hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia. Guna menghargai jasa pahlawan, Pemkot Blitar rutin mengadakan kegiatan untuk menghormati jasa para pahlawan.

Keluarga almarhum Presiden Soekarno sangat berharap pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila secara nasional.

Kebijakan penetapan 1 Juni sebagai hari besar nasional dinilai akan melengkapi penetapan yang sudah dilakukan pemerintah, 18 Juni sebagai Hari Konstitusi.

"Sudah saatnya pemerintah menetapkan 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila dan hari besar nasional," ujar Puan Maharani, sebagai perwakilan keluarga Presiden Soekarno saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni, di Blitar.

Puan juga menegaskan, peringatan Hari Lahir Pancasila tidak dimaksudkan untuk mengakui rumusan sila yang dipidatokan oleh Presiden Soekarno, mengingat sudah ada rumusan yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 dan rumusan itu sudah final.

Puan juga mengaku prihatin, sampai saat ini masih ada pikiran, De-Soekarnoisasi. Kebijakan itu diambil saat pemerintah Orde Baru di bawah Jenderal Soeharto guna memperkecil peranan dan kehadiran Soekarno dalam sejarah dan dari ingatan bangsa. Selain itu, hal itu juga dimaksudkan untuk menghilangkan pengkultusan Soekarno.

Walaupun Kota Blitar terpilih sebagai tempat peringatan Hari Lahir Pancasila, 1 Juni secara nasional, Presiden Joko Widodo yang hadir dalam kegiatan itu belum bisa memberikan jawaban pasti terkait permintaan keluarga untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.

"Perlu tahapan, perlu proses, dan nanti akan diproses," ucap Presiden kepada wartawan, singkat. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015