Trenggalek (Antara Jatim) - Kunjungan wisatawan ke kawasan konservasi hutan mangrove di Pantai Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur diprediksi meningkat selama Ramadhan dan libur Lebaran mendatang.
"Pengalaman tahun lalu, saat bulan puasa kunjungan justru meningkat. Terutama saat liburan hingga pascahari raya (Lebaran)," kata anggota Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kejung Samudra, Sugit Haryanto di sekitar objek wisata Hutan Mangrove, Trenggalek, Sabtu.
Selain menikmati pemandangan, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke kawasan konservasi yang memiliki luas sekitar 100 hektare itu adalah untuk "ngabuburit" atau sekadar jalan-jalan sembari menanti jadwal berbuka puasa.
Tren peningkatan pengunjung pada masa itu dengan demikian lebih banyak didominasi wisatawan lokal, ataupun sekitar Trenggalek.
Namun begitu memasuki masa libur hari raya, lanjut Sugit, volume pengunjung hampir dipastikan melonjak tajam.
Saat ini saja rata-rata kunjungan wisatawan mencapai 2.000 orang pada hari biasa.
Keramaian meningkat hingga kisaran 5.000 orang pada hari libur kerja, terutama pada Sabtu dan Minggu.
"Kami tidak pernah mencatat jumlah kunjungan dalam buku tamu ataupun tiket masuk, karena memang objek wisata ini belum ada kebijakan retribusi. Jadi perkiraan saja, ramainya terutama pada Sabtu dan Minggu atau pas musim libur sekolah," ungkapnya.
Kawasan konservasi hutan mangrove yang tumbuh di atas rawa muara Sungai Cengkrong seluas kurang lebih 100 hektare telah menarik minat wisatawan sejak dibangun jembatan pantau sepanjang 400-an meter.
Jembatan pantau yang mulanya dibangun dengan maksud untuk mempermudah pengawasan pertumbuhan vegetasi mangrove di puluhan spot konservasi itu kemudian berkembang menjadi jalur wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam di tengah hutan mangrove.
Untuk memberi kenyamanan, di sejumlah titik jembatan pantau dibangun gazebo untuk istrihat maupun tempat berteduh bagi pengunjung.
Menurut catatan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, volume kunjungan wisatawan ke hutan mangrove di Pantai Cengkrong bahkan tertinggi kedua setelah Pantai Pasir Putih yang terletak di sisi timur dan berjarak sekitar tiga kilometer.
"Kunjungan wisatawan ke tempat ini tinggi karena hampir semua rombongan pengunjung yang berwisata ke Pantai Pasir Putih selalu menyempatkan diri ke Cengkrong (hutan mangrove). Apalagi sejak jembatan JLS (jalur lintas selatan) yang melintasi muara Sungai Cengkrong itu selesai dibangun," tutur Kabid Pemberitaan Bagian Humas Pemkab Trenggalek, Sudaryo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Pengalaman tahun lalu, saat bulan puasa kunjungan justru meningkat. Terutama saat liburan hingga pascahari raya (Lebaran)," kata anggota Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Kejung Samudra, Sugit Haryanto di sekitar objek wisata Hutan Mangrove, Trenggalek, Sabtu.
Selain menikmati pemandangan, mayoritas wisatawan yang berkunjung ke kawasan konservasi yang memiliki luas sekitar 100 hektare itu adalah untuk "ngabuburit" atau sekadar jalan-jalan sembari menanti jadwal berbuka puasa.
Tren peningkatan pengunjung pada masa itu dengan demikian lebih banyak didominasi wisatawan lokal, ataupun sekitar Trenggalek.
Namun begitu memasuki masa libur hari raya, lanjut Sugit, volume pengunjung hampir dipastikan melonjak tajam.
Saat ini saja rata-rata kunjungan wisatawan mencapai 2.000 orang pada hari biasa.
Keramaian meningkat hingga kisaran 5.000 orang pada hari libur kerja, terutama pada Sabtu dan Minggu.
"Kami tidak pernah mencatat jumlah kunjungan dalam buku tamu ataupun tiket masuk, karena memang objek wisata ini belum ada kebijakan retribusi. Jadi perkiraan saja, ramainya terutama pada Sabtu dan Minggu atau pas musim libur sekolah," ungkapnya.
Kawasan konservasi hutan mangrove yang tumbuh di atas rawa muara Sungai Cengkrong seluas kurang lebih 100 hektare telah menarik minat wisatawan sejak dibangun jembatan pantau sepanjang 400-an meter.
Jembatan pantau yang mulanya dibangun dengan maksud untuk mempermudah pengawasan pertumbuhan vegetasi mangrove di puluhan spot konservasi itu kemudian berkembang menjadi jalur wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam di tengah hutan mangrove.
Untuk memberi kenyamanan, di sejumlah titik jembatan pantau dibangun gazebo untuk istrihat maupun tempat berteduh bagi pengunjung.
Menurut catatan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, volume kunjungan wisatawan ke hutan mangrove di Pantai Cengkrong bahkan tertinggi kedua setelah Pantai Pasir Putih yang terletak di sisi timur dan berjarak sekitar tiga kilometer.
"Kunjungan wisatawan ke tempat ini tinggi karena hampir semua rombongan pengunjung yang berwisata ke Pantai Pasir Putih selalu menyempatkan diri ke Cengkrong (hutan mangrove). Apalagi sejak jembatan JLS (jalur lintas selatan) yang melintasi muara Sungai Cengkrong itu selesai dibangun," tutur Kabid Pemberitaan Bagian Humas Pemkab Trenggalek, Sudaryo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015