Ngawi (Antara Jatim) - Jembatan penghubung antardesa yang belum selesai dibangun di wilayah Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis, roboh, hingga melukai tiga orang pekerja yang sedang bekerja.

     Jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung antara Desa Gendingan dengan Desa Kayutrejo, Kecamatan Widodaren. Sedangkan ketiga korban pekerja yang adalah, Suwardi, Suharno, dan Suratmin.

     Dari ketiga pekerja tersebut, hanya Suratmin yang menjalani rawat jalan karena luka ringan setelah sempat mendapatkan perawatan di Puskemsas Widodaren.

     Korban Suwardi dirujuk ke rumah sakit di Solo, Jawa Tengah, karena luka berat pada bagian kepala. Sedangkan, Suharno, masih menjalani rawat inap di Puskemas Widodaren. 

     Salah seorang korban, Suharno mengatakan kejadian jembatan roboh itu terjadi pada saat ia dan kedua rekannya sedang meratakan adonan semen di tengah jembatan sepanjang 30 meter tersebut.

     "Saat sedang bekerja, tiba-tiba jembatan patah dan roboh. Kami bersamaan dengan reruntuhan materail terjatuh ke bawah jembatan hingga sedalam 15 meter," kata Suharno.

     Salah seorang warga setempat, Anang mengatakan sesaat sebelum kejadian roboh, sudah ada tanda-tanda jembatan patah. Karena itu pengerjaan jembatan yang dilakukan secara gotong royong tersebut sempat dihentikan. 

     "Sudah dihentikan pembangunannya. Warga juga berencana hendak memasang bambu untuk penyangga. Sayangnya, sebelum bambu dipasang ada tiga orang yang berada di jembatan untuk meratakan semen dan tiba-tiba jembatan roboh," jelasnya.

     Jembatan tersebut merupakan jembatan yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat. Dana yang digunakan untuk membangun jembatan tersebut mencapai Rp250 juta.

     Diduga, robohnya jembatan tersebut akibat salah perencanaan. Sebelumnya sempat terjadi pergantian "master plan" dari awalnya ada tiang penyangga menjadi tidak ada tiang.

     Warga Desa Kayutrejo yang juga sebagai donatur pembangunan jembatan, Yusuf mengaku pergantian perencanaan tersebut dilakukan atas kesepakatan warga desa setempat.

     "Hal itu dilakukan untuk menghemat biaya pembangunan, mengingat minimnya anggaran bantuan yang diperoleh warga desa setempat," kata Yusuf.
 
    Hingga saat ini, penyebab pasti robohnya jembatan tersebut masih dalam penyelidikan instansi terkait. (*)


Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015