Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah seniman Indonesia turut meramaikan "Festival Musim Semi" Prancis tahun 2015, salah satunya awak Sarazvati Band yang berkolaborasi dalam musik Sunda dengan awak band asal Prancis, Gran Kino, dalam kolaborasi bertajuk "Bujangga Manik" di Surabaya, Rabu.
"Keikutsertaan seniman Indonesia ini adalah kali pertama dalam Festival Musim Prancis yang setiap tahun digelar pada Mei-Juni. Tahun ini merupakan tahun kelima festival ini digelar, serta kita pusatkan di Atrium Sutos, Surabaya," ucap Penanggung Jawab Budaya dan Komunikasi Institut Francais Indonesia (IFI), Pramenda Krishna.
Ia mengatakan festival seni budaya tahunan "Printemps Francais 2015" (Festival Seni Musim Semi Prancis) di Indonesia pada 15 Mei - 16 Juni 2015 itu juga digelar di sejumlah kota besar di Indonesia.
"Festival tahunan di Prancis itu digelar di Bali, Jombang, Surabaya, Medan, Padang, Bandung, dan Jakarta dengan kegiatan antara lain musik, tari, sirkus, teater, jazz, seni pertunjukan, seni visual, dan seminar," paparnya.
Terkait kolaborasi "Bujangga Manik", Krishna mengaku nama itu diambil dari naskah kuno yang berusia 600 tahun, dan berisi puisi serta lirik yang berbahasa Sunda.
"Kita sengaja mengajak seniman Indonesia untuk lebih mengangkat beberapa karya asli Indonesia dalam festival ini, sehingga mampu menghadirkan kolaborasi karya dan seni budaya yang bagus dengan nuansa lokal yang kental," katanya.
Krishna mengatakan Gran Kino merupakan band rock asal Prancis yang selalu membawakan lagu bertemakan kemanusiaan dan budaya, sedangkan Sarazvati band merupakan band asal Bandung yang sering manggung dengan membawakan lagu tentang kehidupan.
"Kita tentunya menginginkan yang berbeda dalam Festival Musim Prancis tahun ini, dan kita harapkan kolaborasi musik dan budaya ini mampu mempererat hubungan kedua negara," katanya.
Di Surabaya, festival seni musim semi khas Prancis itu menyajikan pertunjukan Bujangga Manik (musik aktual) di atrium Sutos, String Orchestra of Surabaya (musik klasik), dan "Compagnie Derniere Minute" (tari hip hop).
Selain itu, Agus Koecink dan Jenny Lee (seni visual), Vincent de Lavenère (sirkus kontemporer di Universitas Narotama/Unnar Surabaya), Concert Chante: Guign Ol Rencontre Les Punakawan (teater). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
"Keikutsertaan seniman Indonesia ini adalah kali pertama dalam Festival Musim Prancis yang setiap tahun digelar pada Mei-Juni. Tahun ini merupakan tahun kelima festival ini digelar, serta kita pusatkan di Atrium Sutos, Surabaya," ucap Penanggung Jawab Budaya dan Komunikasi Institut Francais Indonesia (IFI), Pramenda Krishna.
Ia mengatakan festival seni budaya tahunan "Printemps Francais 2015" (Festival Seni Musim Semi Prancis) di Indonesia pada 15 Mei - 16 Juni 2015 itu juga digelar di sejumlah kota besar di Indonesia.
"Festival tahunan di Prancis itu digelar di Bali, Jombang, Surabaya, Medan, Padang, Bandung, dan Jakarta dengan kegiatan antara lain musik, tari, sirkus, teater, jazz, seni pertunjukan, seni visual, dan seminar," paparnya.
Terkait kolaborasi "Bujangga Manik", Krishna mengaku nama itu diambil dari naskah kuno yang berusia 600 tahun, dan berisi puisi serta lirik yang berbahasa Sunda.
"Kita sengaja mengajak seniman Indonesia untuk lebih mengangkat beberapa karya asli Indonesia dalam festival ini, sehingga mampu menghadirkan kolaborasi karya dan seni budaya yang bagus dengan nuansa lokal yang kental," katanya.
Krishna mengatakan Gran Kino merupakan band rock asal Prancis yang selalu membawakan lagu bertemakan kemanusiaan dan budaya, sedangkan Sarazvati band merupakan band asal Bandung yang sering manggung dengan membawakan lagu tentang kehidupan.
"Kita tentunya menginginkan yang berbeda dalam Festival Musim Prancis tahun ini, dan kita harapkan kolaborasi musik dan budaya ini mampu mempererat hubungan kedua negara," katanya.
Di Surabaya, festival seni musim semi khas Prancis itu menyajikan pertunjukan Bujangga Manik (musik aktual) di atrium Sutos, String Orchestra of Surabaya (musik klasik), dan "Compagnie Derniere Minute" (tari hip hop).
Selain itu, Agus Koecink dan Jenny Lee (seni visual), Vincent de Lavenère (sirkus kontemporer di Universitas Narotama/Unnar Surabaya), Concert Chante: Guign Ol Rencontre Les Punakawan (teater). (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015