Pasuruan (Antara Jatim) - Sebanyak 63 busana daur ulang diperagakan di Pendopo Nyawiji Ngesthi Wenganing Gusti, Kabupaten Pasuruan sebagai rangkaian kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia pada 5 Juni mendatang.

"Tujuan kegiatan ini sebagai wadah untuk mengapresiasikan kreativitas para pelajar maupun pembimbing karena lingkungan sangat penting dijaga agar keseimbangan alam bisa tercukupi guna meminimalkan adanya bencana seperti banjir, kekeringan, maupun yang lainnya," kata Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf, Rabu.

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan, Muchaimin mengatakan 63 peserta lomba busana daur ulang itu bertemakan daur ulang yang memperlihatkan budaya adat istiadat yang ada di Indonesia dengan konsep daur ulang dari plastik, daun, kertas, hingga kepingan CD.

"Kegiatan ini untuk merubah persepsi masyarakat dan mengajak masyarakat mengenal sistem 3R yang terdiri dari 'Reuse, Reduce, dan Recycle'. 'Reuse' menggunakan kembali sampah yang masih dapat dengan fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya, Reduce dengan mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah, sedangkan 'Recycle' berarti mengolah kembali atau mendaur ulang sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat," tuturnya.

Ia menambahkan ada sekitar 3.400 meter kubik per hari sampah yang dihasilkan Kabupaten Pasuruan sehingga pihaknya memiliki pekerjaan rumah untuk mengembangkan bank sampah yang saat ini sudah tercatat sebanyak 37 bank sampah dengan membuat produk kompos dengan cara dilatih dan dibantu dengan mesin pencacah sampah organik dan non organik.

"Kami sudah menangani sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Bangil, Beji, Gempol, Pandaan, Prigen, Sukorejo, Purwosari, Purwodadi, dan Gondangwetan dengan total sampah yang dihasilkan sebanyak 1.500 meter kubik perhari belum termasuk sampah pasar dan industri karena total sampah tersebut dihitung dari jumlah penduduk," ujarnya.

Sementara itu, siswa kelas XI Mia SMA 1 Kejayan, Makdalena Dessy menuturkan lomba busana dengan daur ulang tersebut akan memacu siswa berani tampil percaya diri di depan umum dan generasi muda untuk lebih menjaga kelestarian lingkungan yang ada di sekitar.

"Ide dari busana yang saya gunakan ini dari etnis Papua karena saya merupakan siswa dari Kabupaten Biak Numfor, Papua yang mendapatkan beasiswa dari kementerian untuk bersekolah di SMA 1 Kejayan," ungkapnya. (*)

Pewarta: Laily Widya Arisandhi

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015