Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kota Surabaya menyatakan belum mengetahui adanya rencana pembangunan sirkuit di sekitar stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.
     Kepala Dispora Kota Surabaya, Afghani Wardhana, di Surabaya, Jumat, mengaku belum dapat memberi pernyataan terkait proyek sirkuit di Surabaya barat itu.
      "Soal sirkuit di GBT saya tidak komentar. Sekarang saya belum ada informasi tentang itu. Belum ada instruksi apapun terkait sirkuit. Sampai saat ini belum ada wacana dan informasi tentang itu (sirkuit GBT)," katanya.
     Terkait dengan rencana penutupan sirkuit di Kenjeran Park (Kenpark) yang berdampak pada terganggunya latihan para pembalap, mantan Sekretaris DPRD (Sekwan) Kota Surabaya ini juga enggan berkomentar.
     Dia mengaku belum memiliki referensi apapun terkait rencana penutupan sirkuit sepanjang 1,1 kilometer tersebut. "Terkait keluhan atlet yang tidak bisa berlatih ya kami tunggu keputusan dari wali kota seperti apa. Saya sementara terkait sirkuit tidak komentar dulu. Solusi soal tempat latihan atlet pasti ada, tapi untuk saat ini saya belum bisa menjelaskan terkait hal itu," katanya.
     Sementara itu, diketahui Pemkot Surabaya pada APBD Surabaya 2015 mengalokasikan anggaran sebesar Rp500 juta untuk biaya "Detail Engineering Design" (DED) proyek sirkuit di GBT.
     DED ini berisi tentang perencanaan detail sirkuit sekaligus berapa besaran anggaran ketika proyek tersebut hendak dikerjakan. "Keberadaan sirkuit yang ada di Surabaya barat, di GBT ini untuk mengakomodir kepentingan anak muda yang suka balapan motor. Daripada balapan liar di jalanan dan membahayakan orang lain dan diri sendiri, kan lebih baik dibuatkan sirkuit," ujar Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Agustin Poliana.
     Keberadaan sirkuit ini, kata dia, selain menjadi tempat penyaluran hobi anak muda yang suka balap motor, juga untuk menggairahkan olah raga di Surabaya.
     Selama 2014 ini, kata dia, prestasi olahraga di kota Pahlawan ini bisa dikatakan turun. Tahun 2014, Pemkot Surabaya mengalokasikan anggaran Rp9 miliar untuk bonus bagi atlit berprestasi.
     Hanya saja, lanjut dia, anggaran tersebut hanya terserap Rp1 miliar. Selain itu, sirkuit ini diharapkan mampu menggairahkan stadion GBT. Tiap tahun, Pemkot Surabaya harus mengeluarkan uang sebesar Rp4,4 miliar untuk biaya operasional stadion yang diresmikan pada 2010 itu.  
     Anehnya, kata dia, pendapatan GBT pertahunnya hanya Rp1,1 miliar. "Saya sendiri belum mengetahui secara persis dimana lokasi yang tepat untuk sirkuit nanti. Semua tergantung dari hasil DED," kata Agustin.
     Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dalam sebuah kesempatan beberapa waktu lalu berencana membangun sirkuit di stadion GBT. Menurut orang nomor satu di Surabaya ini, kenakalan remaja banyak disebabkan oleh hobi dan kegemaran mereka yang tidak terfasilitasi, sedangkan mereka memiliki energi yang berlebihan.
     Dia menceritakan, pernah suatu waktu bertemu dengan salah satu remaja laki-laki yang suka kebut-kebutan. Risma kemudian menghampiri anak tersebut dan anak itu mengatakan bahwa dia dijauhi teman-temannya, lantaran suka ngebut ketika naik motor. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Akhmad Munir


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015