Banyuwangi (Antara Jatim) - Peserta kursus bahasa asing gratis untuk warga Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membeludak mencapai 3.009 orang dari target 2.604 peserta. Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Jumat mengemukakan kursus bahasa asing berbasis desa itu diikuti 3.009 pemuda dari 217 desa/kelurahan di wilayah itu. Mereka memilih salah satu dari bahasa Inggris, Arab dan Mandarin. "Program kursus ini sebenarnya sudah berjalan sejak awal Mei lalu, namun baru kami luncurkan resmi sekarang. Semoga ini bisa menjadi daya dorong peningkatan kualitas SDM di Banyuwangi," katanya. Anas mengatakan, penguasaan bahasa asing diperlukan untuk menyambut integrasi masyarakat antarnegara, khususnya dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Selain itu, juga untuk menyambut perkembangan pariwisata Banyuwangi yang kini kian pesat. "Dengan fasilitasi kursus gratis tersebut, semua warga di desa berpeluang menguasai bahasa asing. Kalau selama ini kan lembaga kursus kebanyakan ada di daerah kota dan itu pasti berbayar. Sekarang kami fasilitasi gratis supaya semua bisa ikut dan maju bareng-bareng," kata Anas. Kursus tersebut akan berlangsung selama 67 kali tatap muka dengan total 310 jam pembelajaran selama tiga bulan ke depan. Dalam sepekan, ada tiga kali tatap muka dengan instruktur yang diambil dari sekolah dan lembaga penyelenggara kursus yang diberi honor khusus. Pemkab Banyuwangi, katanya, menggandeng Himpunan Penyelenggara Pelatihan dan Kursus Indonesia (HIPKI) dan Ikatan Penilik Indonesia untuk penyelenggaraan program ini. Di akhir periode, akan diadakan tes kelulusan dengan menggandeng lembaga penyelenggara kursus. "Jika lulus, peserta akan mendapat sertifikat. Jika gagal, pembelajaran akan diulang," katanya. Kepala Dinas Pendidikan Sulihtiyono mengatakan pelaksanaan waktu belajar tergantung kesepakatan antara instruktur dengan peserta, dan kebanyakan selama ini sore atau malam hari agar tak mengganggu aktivitas warga yang bekerja. "Tempat kursus di balai desa atau tempat publik di desa sehingga bisa lebih guyub dan warga lain yang belum mengikuti kursus bisa termotivasi," katanya. Kini telah terbentuk 205 kelompok kursus bahasa Inggris, 27 kelompok bahasa Mandarin, dan 20 kelompok bahasa Arab. Di semua desa/kelurahan telah terbentuk kelompok yang masing-masing beranggotakan sekitar 12 orang. "Ada kelompok yang gabungan dari dua desa bersebelahan karena meminati satu bahasa yang sama, namun pesertanya kurang dari 12 orang. Jadi misalnya di Desa A ada 3 warga ingin belajar Mandarin, lalu Desa B ada 7 warga, ya kami gabungkan jika desanya berdekatan," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015