Denpasar (Antara Jatim) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) delapan perusahaan pada semester I 2015 semakin menumbuhkan jumlah investor domestik di Indonesia karena perusahaan tersebut bergerak dalam berbagai sektor usaha. " Dengan begitu, makin banyak pilihan yang bisa menjadi sasaran investasi para penanam modal domestik," kata Kepala Kantor Bursa Efek Indonesia Perwakilan Denpasar, Alit Nityaryana, ditemui pada Pendidikan Jurnalistik Keuangan OJK, di Denpasar, Kamis. Ia mencontohkan, sampai saat ini jumlah investor di regional Bali, NTB dan NTT terus menunjukkan pertumbuhan. Pertumbuhan investor di Bali pada tahun 2014 dibandingkan 2013 merupakan pencapaian tertinggi daripada sebelumnya. "Pada tahun 2013 jumlah investor di Bali sebanyak 4.939 investor. Lalu, pada tahun 2014 meningkat menjadi 6.272 investor sedangkan rata-rata per tahun hanya 600 investor yang bergabung," katanya. Kalau hingga April 2015, kata dia, jumlahnya meningkat menjadi 6.693 investor di Bali. Pada posisi berikutnya, investor dengan jumlah terbesar kedua berada di NTB. Pada tahun 2013 tercatat sejumlah 558 investor. "Jumlah itu naik menjadi 777 investor pada tahun 2014. Hingga April 2015 jumlahnya meningkat menjadi 1.061 investor," katanya. Namun demikian, jika dibandingkan dua wilayah lain maka jumlah investor di NTT lebih rendah. Jumlah investor pada tahun 2013 sebesar 409 investor. Lalu, pada tahun 2014 naik menjadi 507 investor. "Kemudian, hingga April 2015 hanya bertambah menjadi 555 investor. Dari wilayah tersebut, mayoritas investor berasal dari kota besar seperti Denpasar, Mataram, dan Kupang," katanya. Mengenai rendahnya pertumbuhan investor di NTT, menurut dia, disebabkan tidak adanya perusahaan sekuritas di kawasan tersebut. Oleh sebab itu, pada tahun ini pihaknya siap mendirikan tiga galeri investasi di NTT yang melibatkan pihak universitas, BEI, dan sekuritas. "Kami optimistis, galeri investasi itu bisa meningkatkan angka pertumbuhan investor di NTT. Sementara di NTB jumlah sekuritas baru satu dan di Bali mencapai 13 sekuritas,' katanya. Pada kesempatan itu, Direktur Pengaturan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Gonthor R Aziz, menyatakan, komitmen OJK untuk terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal terutama di Kawasan Indonesia Timur. Untuk itu, OJK memacu peran kantor di daerah untuk memberikan info dan menyelenggarakan program edukasi. "Pada tahun ini kami juga mengagendakan kegiatan berkaitan penanaman modal untuk meningkatkan pemahaman masyarakat. Agenda itu dilaksanakan di sejumlah kota besar di Indonesia, seperti Surabaya, Medan, Makassar, Bandung dan Kalimantan Timur," katanya. Ia berharap, acara yang diadakan secara berkelanjutan tersebut dapat mengundang peserta yang berpotensi menjadi investor. Dengan demikian, tidak hanya membidik kalangan mahasiswa tapi sekaligus menggaet komunitas bisnis seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi).(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015