Washington (Antara) - Mantan agen CIA Jeffrey Sterling dijatuhi hukuman penjara 3,5 tahun karena membocorkan informasi rahasia kepada seorang wartawan New York Times.
Januari lalu Sterling dinyatakan terbukti membocorkan rencana pemerintah AS, waktu itu masih dipimpin Presiden Bill Clinton, untuk menggagalkan program nuklir Iran.
"Pengadilan harus menyampaikan pesan yang sangat tegas," jata Hakim Leonie Brinkema saat membacakan vonis kepada Sterling di pinggiran Washington, Alexandria, Virginia.
Sterling, yang bebas dengan jaminan sebelum divonis, diperintahkan melapor ke sebuah penjara federal di negara bagian asalnya Missouri untuk menjalani hukumannya.
Vonis terhadap dia menandai kemenangan pemerintahan Presiden Barack Obama dalam menumpas para whistleblower.
Kasus ini menjadi berlarut-larut di pengadilan karena jaksa berusaha memaksa wartawan New York Times James Risen untuk mengungkapkan jati diri narasumber beritanya. Risen menolak mengungkapkannya.
Risen pertama kali dipanggil pengadilan pada 2008, namun dia melawannya sampai pemanggilan itu kadaluwarsa tahun berikutnya.
Pemerintahan Presiden Barack Obama kemudian mengambil langkah yang tidak biasa dengan memperbarui pemanggilan itu pada 2010.
Pertarungan hukum berakhir tujuh tahun setelah pemanggilan awal, pada Januari tahun ini, ketika Jaksa Agung Eric Holder mengatakan jaksa tidak akan lagi memaksa Risen mengungkapkan narasumbernya.
Hukuman 42 bulan kepada Sterling ini jauh lebih berat dari hukuman percobaan dua tahun dan denda 100.000 dolar AS kepada mantan bos CIA David Petraeus yang membagi informasi rahasia dengan gundiknya.
"Saya puas bahwa hukuman lebih berat pantas untuk kasus ini karena (Petraeus) mengaku bersalah," kata Brinkema.
Dana Boente, jaksa distrik AS untuk Virginia timur, menyambut vonis kepada Sterling begitu itu dijatuhkan.
"Demi tujuan balas dendamnya sendiri, Jeffrey Sterling dengan sembarangan membocorkan informasi sangat rahasia dan sangat ternilai yang menyalahi sumpah jabatannya untuk menjaga rahasia," kata Boente.
"Upayanya untuk membocorkan informasi keamanan nasional dengan alasannya sendiri yang berbahaya membuatnya dihukum hari ini."
Dari November 1998 sampai Mei 2000, Sterling ditugaskan pada program operasi laten (clandestine) rahasia untuk merusak program nuklir Iran, kata para pejabat.
Pada 2000, dia mengajukan keluhan kepada CIA mengenai tuduhan diskriminasi ras.
Jaksa menuduh Sterling membocorkan informasi karena CIA menolak mempertimbangkan keluhan Sterling soal diskriminasi ras itu.
Jaksa akhirnya mengurungkan upaya mereka memanggil Risen si wartawan peraih Pulitzer setelah sudah jelas dia tak akan mau membeberkan narasumbernya, sekalipun dipenjara, atas kesaksiannya mengenai operasi ceroboh CIA seperti dia ceritakan dalam bukunya yang terbit pada 2006, "State of War."
Kasus menyangkut Risen ini membuat marah organisasi-organisasi media di mana lebih dari 100.000 orang menandatangani petisi online yang disampaikan kepada Departemen Kehakiman AS yang menyerukan diakhirinya penuntutan, demikian AFP.
(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015