Surabaya (Antara Jatim) - Kota Surabaya menyatakan siap menjadi tempat rujukan bagi penderita stroke dengan pertimbangan tingkat fasilitas rumah sakit yang ada di Kota Pahlawan kini sudah banyak yang memadai. "Dari 61 rumah sakit yang ada di Surabaya, baik milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, maupun milik swasta semuanya sudah memiliki alat yang lengkap untuk menampung penderita stroke," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita, di Surabaya, Rabu. Ia, mengatakan meskipun penderita stroke di Surabaya masih terbilang rendah yakni 0,7 persen dibandingkan tingkat nasional yang mencapai 15,4 persen potensi penderita stroke, namun kini Surabaya menjadi tempat rujukan bagi penderita stroke. Ia mencontohkan untuk rumah sakit milik Pemkot Surabaya yakni RSUD dr. Soewandhie sudah menyiapkan unit khusus stroke atau ruang khusus untuk menangani bagi penderita stroke. "Jadi dengan adanya unit khusus ini penanganan bagi penderita stroke bisa tertangani secara intensif, tidak dicampur dengan penderita sakit yang lain," katanya. Selain itu, lanjut dia, RSUD Soewandhie juga menyiapkan enam bet untuk khusus menangani stroke dan penyakit dalam lainnya. Tapi untuk total seluruhnya berjumlah 29 bet. Sedangkan untuk dokter yang khusus menangani penyakit dalam, atau ahli bedah saraf, jumlahnya masih ada satu. "Tapi Insya Allah meskipun masih ada satu, saya yakin bisa menangani dalam ini. Itu, juga masih menggunakan pelayanan BPJS, dan untuk warga yang tidak mampu itu tetap ditanggung oleh pemerintah Surabaya. Masyarakat tidak perlu khawatir kalau untuk masalah biaya," katanya. Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kota Surabaya, Agustin Poliana mengatakan, meskipun Surabaya kini akan dicanangkan sebagai kota wisata kesehatan khususnya menangani penyakit stroke, ia berharap Pemkot Surabaya harus wajib mempunyai peralatan yang memadai dan fasilitas yang lengkap untuk kesehatan, dan jangan hanya mempromosikan rumah sakit milik swasta saja. "Harapan kami dengan Surabaya menjadi kota peduli stoke, itu harus ditopang dengan alat yang memadai. Terkait dengan rumah sakit, kami minta dikaji kembali. Artinya tidak hanya rumah sakit yang swasta saja yang dipromosikan tapi milik pemerintah juga harus di utamakan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015