Sleman (Antara Jatim) - Menyaksikan kedahsyatan erupsi Gunung Merapi di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak usah menunggu gunung tersebut mengalami erupsi lagi. Tapi, bisa menyaksikan erupsi gunung teraktif di Indonesia itu, melalui film dengan judul Mahaguru Merapi, yang diputar di Museum Gunung Api Merapi di Kabupaten Sleman, DIY, yang lokasinya tidak jauh dari Gunung Merapi. "Jarak Museum ini dengan Gunung Merapi kalau ditarik garis lurus hanya sekitar 9 kilometer," kata pemandu objek wisata Museum Gunung Api Merapi di Sleman Rochmad Kurniawan, Sabtu (2/5). Menurut alumnus Ilmu Budaya Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta itu, bisa saja lava Gunung Merapi menerjang museum kalau terjadi erupsi, dengan pertimbangan lokasinya yang tidak terlalu jauh. "Tapi pengalaman selama ini kalau Gunung Merapi terjadi erupsi, di lokasi museum hanya dipenuhi debu," ucapnya. Hal itu diperkuat dengan pendapat ahli geologi di Yogyakarta Hadiarso Syakoer yang menyebutkan posisi museum yang dibangun di selatan Gunung Merapi, diamankan dengan dua bukit yaitu bukit Turgon dan Plawangan. "Adanya dua bukit itu diharapkan kalau Gunung Merapi terjadi erupsi yang mengarah ke arah selatan, maka aliran laharnya bisa diamankan dua bukit itu," ujarnya. Dan lagi, lanjutnya, pengalaman selama ini jarak muntahan lava Gunung Merapi ketika terjadi erupsi tidak lebih dari 5 kilometer dari kepundannya. Museum Gunung Api Merapi, yang memiliki luas bangunan cukup megah, lokasinya di Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, berada di atas tanah seluas 3,5 hektare. Pemkab Sleman, mencanangkan museum tersebut menjadi geo-wisata, sehingga diharapkan menjadi wahana edukasi konservasi yang berkelanjutan serta pengembangan ilmu kebencanaan gunung api, gempa bumi, dan bencana alam lainnya. "Di museum ini pengunjung bisa belajar tentang gunung api, juga tsunami, juga bencana lainnya," ucap Rochmad. Menurut dia, Museum Gunung Api Merapi, dibangun atas prakarsa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, DIY, dan Pemkab Sleman. Bagi wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara dikenai karcis tanda masuk cukup murah Rp10.000/orang, sudah termasuk menyaksikan film dokumenter dan ilmiah dengan judul Mahaguru Merapi. "Sudah ada wisman dari 50 negara yang berkunjung ke museum baik yang hanya berwisata maupun belajar tentang gunung api. Kalau wisdom jumlahnya juga cukup banyak, baik dari mahasiswa, pelajar, juga berbagai kalangan lainnya," paparnya. Pengunjung yang datang ke museum, akan diantar pemandu museum setempat, untuk memperoleh penjelasan pola erupsi Gunung Merapi dan arah mengalirnya lahar. Di awal masuk gedung museum, terdapat maket Gunung Merapi dan empat buah tombol, di antaranya, jika merah ditekan maka kepundan maket Gunung Merapi akan menyala dan mengeluarkan asap. Di ruangan lainnya yang berbentuk melingkar, pengunjung bisa mengetahui perjalanan penjelasan erupsi Gunung Merapi, juga dampak yang ditimbulkan sejak 1672 sampai erupsi 2010, selain bisa menyaksikan berbagai jenis batuan Gunung Merapi. Bahkan, di ruangan belakang juga bisa disaksikan foto Presiden Soekarno, yang pernah berkunjung ke pos pengamatan Gunung Merapi. Film Ilmiah "Kapasitas gedung untuk pemutaran film ada 100 kursi. Tapi film kami putar kalau pengunjungnya sudah ada sekitar 50 pengunjung," kata Rochmad. Menyaksikan film dokumenter dengan judul Mahaguru Merapi, yang disutradarai Ilman Hidayat, lebih cenderung bersifat ilmiah dan rekreatif. Pengunjung yang menyaksikan film dengan durasi 24 menit itu bisa duduk di kursi yang empuk, di dalam ruangan gedung yang ber AC. "Tujuan saya mengajak rombongan warga asal Bojonegoro yang berekreasi ke museum, sekaligus untuk istirahat setelah "off road" langsung di Gunung Merapi dengan kendaraan jeep," jelas Bambang Kusmanto, warga asal Bojonegoro, yang menetap di Bekasi, Jawa Barat itu. Tujuan Bambang ternyata membuahkan hasil, sebab sebagian besar pengunjung asal Bojonegoro tertidur begitu film mulai diputar. "Saya tertidur, jadi tidak tahu jalan ceriteranya," ujar Lies Pudjiastuti, diamini sejumlah teman lainnya, yang juga ikut tertidur. Namun, bagi pengunjung, yang bertahan mengikuti alur kisah film Mahaguru Merapi, akan memperoleh gambaran kedahsyatan erupsi Gunung Merapi, yang sudah terjadi lebih dari 100 kali, sejak 1672. Termasuk penjelasan mengenai tradisi dan keyakinan yang berkembang dari warga yang berada di lereng Gunung Merapi di empat kabupaten di DIY. "Sejak tahun 1672 sampai sekarang ini Gunung Merapi telah terjadi erupsi 100 kali lebih," jelas narator film Mahaguru Merapi di dalam film itu. Di dalam film juga digambarkan tahap demi tahap mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi, pada 2010. Sesuai catatan yang ada, erupsi Gunung Merapi 2010, mengakibatkan dua ribu rumah tersapu awan panas, sedikitnya 3.000 binatang ternak mati, sebanyak 398 warga ditemukan meninggal. Selain itu, dampak erupsi Gunung Merapi, juga mengakibatkan ratusan warga kehilangan usahanya, dengan kerugian mencapai Rp3,5 triliun."Kami tidak bisa memprediksi kapan Gunung Merapi terjadi erupsi lagi," ucap Rochmad. Namun, tidak Merapi kalau tidak terjadi erupsi, seperti yang pernah disampaikan mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Surono bahwa "Merapi Tak Pernah Ingkar Janji". (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015