Bojonegoro (Antara Jatim) - Penyakit Demam Berdarah Dengue merenggut nyawa empat warga Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dari 277 penderita sejak 1 Januari lalu, kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro Sunhadi, di Bojonegoro, Jumat. Menurut dia, penyebaran DBD, yang disebabkan serangan nyamuk "aedes aegypti" di daerahnya, sampai saat ini masih belum mereda. Oleh karena itu, daerahnya sampai saat ini belum mencabut status kejadian luar biasa (KLB) DBD, yang diberlakukan, sejak Februari lalu. "Status KLB DBD masih akan diberlakukan sampai 6 Mei," ucapnya, menegaskan. Ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi penyebaran DBD dengan melakukan gerakan 3 M yaitu menguras, mengubur dan menutup, tempat sarang nyamuk. "Pengasapan hanya membunuh nyamuknya. Jentik-jentiknya tidak ikut mati, sehingga gerakan 3 M sangat dibutuhkan, untuk bisa membasmi jentik-jentiknya," katanya. Humas Dinas Kesehatan Bojonegoro Suharto menambahkan pihaknya sudah melakukan pengasapan sebanyak 110 kali di 55 lokasi yang ditemukan positif kasus BD. "Di setiap lokasi pengasapan dilakukan dua kali," ucapnya. Sesuai data di Dinkes setempat, sebanyak 277 pasien DBD yang ditemukan selama empat bulan itu, tersebar di 21 kecamatan, baik yang dirujuk di rumah sakit (RS) milik pemkab, swasta dan puskesmas. Empat penderita DBD yang meninggal dunia, di antaranya dari Kecamatan Gayam dua orang dan dari Desa Mulyoagung, Kecamatan Kota satu orang. Menurut Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Whenny Dyah, dari 28 kecamatan di daerahnya, yang tidak ditemukan kasus DBD yaitu Kecamatan Kedewan, Sugihwaras, Sukosewu, Sekar, Kedungadem, Kapas, dan Gondang.(*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015