Tulungagung (Antara Jatim) - Satreskrim Polres Tulungagung, Jawa Timur terus mendalami faktor kejiwaan Nur Rohmad (22), cucu yang tega membunuh neneknya sendiri dengan dipukul menggunakan benda tumpul dan menguburkannya di pekarangan samping rumah. "Rencananya, hari ini tersangka akan dibawa ke RS Bhayangkara, Kediri guna pemeriksaan kejiwaannya," kata Kasubbag Humas Polres Tulungagung, AKP Hartoyo di Tulungagung, Kamis. Menurut data rekam jejak kejiwaan yang berhasil ditemukan polisi, tersangka Nur Rohmad memang pernah mengalami depresi berat. Fakta itu terungkap setelah pihak saksi keluarga memberi keterangan tentang riwayat kejiwaan tersangka Nur, berikut surat keterangan dari rumah sakit jiwa (RSJ) Lawang, Malang. Persoalannya, kata Hartoyo, penyidik belum mendapat data dan masukan dari dokter ahli mengenai perkembangan kondisi kejiwaan tersangka Nur saat melakukan pembunuhan terhadap Markinem (100), neneknya. "Soal pembunuhan itu sendiri, pelaku sudah mengakui terus-terang," ujarnya. Jika hasil pemeriksaan psikiater di RS Bhayangkara Kediri merekomendasikan adanya indikasi masalah gangguan jiwa, lanjut Hartoyo, penyidik akan melanjutkan pemeriksaan tersangka ke RSJ Lawang, Malang guna memastikan kondisi kejiwaannya. Namun apabila sebaliknya, kata dia, kasus pembunuhan tersebut akan langsung ditindaklanjuti dengan melakukan penahanan terhadap tersangka. Kasus pembunuhan tersebut terjadi pada Selasa (21/4) di rumah korban di Dusun Jajar, Desa Rejotangan Kecamatan Rejotangan, Tulungagung. Kasus terungkap setelah anak korban, Sunarti (55) mendapati ibunya (Markinem) yang sudah lumpuh dan tidak bisa kemana-mana karena faktor usia, tidak ada di atas dipan tempat biasanya dia merawat. Panik, Sunarti melapor ke sejumlah warga sehingga saat itu juga dilakukan pencarian dan ditemukanlah gundukan tanah yang ternyata tempat Markinem dikubur oleh pelaku Nur Rohmad, cucunya sendiri. Hartoyo menambahkan, berdasarkan hasil otopsi, pada kepala korban diketemukan adanya luka bekas pukulan benda tumpul. Selain itu, lanjut dia, ada beberapa tulang yang patah, mulai dari leher bagian depan, hingga tulang rusuk. "Diduga patahan tulang tersebut terjadi setelah mayat korban dikubur," ujarnya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015