Bagi pengamat pendidikan dari Universitas Nusantara PGRI Kediri, Atrup, kebijakan ujian nasional (UN) yang memanfaatkan teknologi komputer adalah salah satu kemajuan dalam pendidikan, sehingga program ituharus dilanjutkan. UN menggunakan teknologi komputer merupakan salah satu terobosan dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Saat ini, teknologi komputer sudah semakin canggih, sehiggga untuk UN pun sudah selayaknya juga menggunakan teknologi tersebut. "Ini terobosan baru. Dari segi efektivitasnya, anak-anak juga tidak rumit mengerjakan, tinggal memberi pilihan," ucap dosen yang mengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNP Kediri itu, Jumat (17/4). Ia mengatakan sejumlah masalah terutama jaringan komputer memang terjadi saat ujian berlangsung. Bahkan, di Kediri, juga terdapat sekolah yang terpaksa menunda pelaksanaan UN berbasis komputer, karena ada kendala di jaringan. "Adanya penundaan itu berdampak pada psikologis pelajar. Seharusnya, mereka bisa dengan tenang mengerjakan ujian, tapi karena ada kendala teknis, konsentrasi mereka terganggu," tuturnya. Menurut dosen yang mengambil strata tiga tentang teknologi pembelajaran di Universitas Negeri Malang ini, adanya kendala itu bisa saja terjadi, sebab pelaksaaan UN juga berlangsung serentak di Indonesia. Jaringan komputer bisa saja terganggu, sebab yang mengakses banyak dan rata-rata dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan. Akibat kondisi kelebihan kapasitas itu, jaringan menjadi tidak normal. Ia menilai, sejumlah kendala saat UN berbasis komputer berlangsung bisa menjadi evaluasi, sehingga ke depannya bisa dikelola lebih baik. Ia justru menyayangkan, jika karena ada kendala ini, UN berbasis komputer ke depannya ditiadakan. Menutut pria yang juga Ketua Dewan Pendidikan Kota Kediri ini, segala sesuatu memang harus dimulai, termasuk adanya kegiatan UN berbasis komputer. "Seperti halnya kurikulum, sama juga ada masalah, baik ketika dihentikan atau diteruskan, tetap ada masalah. Lebih baik, mengatasi persoalan lalu dilanjutkan," katanya. Ia menegaskan, pemerintah harus lebih sigap dan siap dalam menyelenggarakan UN berbasis komputer ini. Saat ini, UN sudah dilakukan untuk sekolah di tingkat SMA/MA, dan sebentar lagi adalah di tingkat SMP. "Pemerintah, terutama kementerian pendidikan harus lebih sigap menyelenggarakan UN berbasis komputer ini, dan tidak ada lagi kendala terutama soal jaringan," paparnya. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015