Bojonegoro (Antara Jatim) - Sejumlah Komunitas peserta Festival "Watu Aji" di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan pengunjung yang datang, belum banyak yang membeli "batu akik", juga bahan batuan mentah bahan "akik". "Pengunjung hanya sebatas bertanya-tanya. Belum ada yang membeli, bahkan kemungkinan nantinya akan sepi pembeli selama pelaksanaan festival," kata seorang anggota komunitas "batu akik" asal Kalimantan, di lokasi festival, Kamis. Ia mengaku sudah terbiasa mengikuti pelaksanaan pameran "batu akik" di berbagai daerah di Indonesia, mulai Sidoarjo, Jawa Timur, dan Pati, dan Cepu, Jawa Tengah. "Antusias masyarakat yang membeli bisa terlihat di hari pertama, seperti pameran di Cepu, Jawa Tengah. Sambutan masyarakat luar biasa, sehingga saya bisa menjual sekitar 200 biji "batu akik"/hari," jelasnya. Namun, menurut dia, di Sidoarjo, pengunjung juga tidak banyak yang melakukan pembelian batu akik."Kalau harapan saya di sini bisa laris, sebab di Cepu, yang tingkat kecamatan bisa laris," katanya. Ditanya berapa jumlah batu akik yang dibawa, ia menyebutkan sekitar 2.000 biji "batu akik", baik yang sudah dilengkapi dengan cincin maupun yang masih berupa biji, dari berbagai daerah di Tanah Air. "Saya biasa menjual "batu akik" mulai Rp50.000/biji sampai Rp2 juta/biji," jelas dia. Hal senada disampaikan Komunitas "batu akik" asal Martapura, Kalimanatan, Nadya yang menyebutkan pengunjung yang melakukan transaksi pembelian "batu akik" tidak sebanyak di Cepu, Jawa Tengah. Meskipun, katanya, di hari pertama di daerah setempat, sudah ada beberapa "batu akik" dagangannya yang terjual dengan harga berkisar Rp250.000-Rp375.000/biji. "Omzet saya di Cepu, Jawa Tengah, dalam tiga hari bisa mencapai Rp15 juta," ucapnya. Selain membawa "batu akik" yang kebanyakan sudah dilengkapi dengan cincin, Nadya juga membawa batuan bahan "batu akik" yang berasal dari Martapura. "Ini batuan asal Martapura. Harganya berkisar Rp250.000-Rp500.000/lempengan," jelasnya. Ketua Panitia Festival "Watu Aji" Nusantara di Bojonegoro Wahyu Subakdiono, sebelumnya, menjelaskan banyak komunitas dari berbagai daerah di Tanah Air, yang batal mengikuti festival, karena waktunya bersamaan dengan pelaksanaan serupa di lain daerah. "Kami menyediakan 75 anjungan, tapi yang terisi peserta sebanyak 41 anjungan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015