Washington/Riyadh (Antara) - Arab Saudi melancarkan operasi militer ke Yaman untuk memerangi milisi Syiah Houthi yang mengancam pemerintahan di sana, kata duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat seperti dikutip AFP.
"Operasi militer ini untuk mempertahankan pemerintah yang sah," kata Duta Besar Adel al-Jubeir kepada wartawan di Washington.
Sementara itu dari Riyadh dilaporkan bahwa lima negara kawasan Teluk menyatakan akan melindungi Presiden Yaman Abedrabbo Mansour Hadi dari pemberontak Syiah Houthi yang semakin mendekati kota Aden di mana sang presiden mengungsi setelah kabur dari ibu kota Sanaa.
Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain dan Uni Emirat Arab mengatakan mereka "telah memutuskan untuk menjawab permintaan Presiden Hadi untuk melindungi Yaman dan rakyatnya dari agresi milisi (Syiah) Houthi".
Bandara Aden
Petempur kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, menguasai Bandar Udara Internasional Aden setelah mundurnya milisi suku pada Rabu malam (25/3), kata seorang pejabat keamanan kepada Xinhua.
"Puluhan anggota milisi suku yang bersekutu dengan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi meninggalkan posisi mereka di sekitar Bandar Udara Aden dan bergerak ke arah Provinsi Abyan, yang bertetangga di Yaman Selatan," kata sumber keamanan setempat yang tak ingin disebutkan jatidirinya.
"Setelah mereka pergi, pasukan yang setia kepada kelompok Al-Houthi datang dari beberapa kamp militer di dalam Kota Aden dan menguasa bandat udara tersebut," tambah sumber itu.
Warga setempat mengatakan mereka mendengar suara ledakan keras dan baku-tembak di berbagai permukiman di kota tersebut, yang menjadi tempat pengungsian terakhir Presiden Yaman --yang diperangi kelompok Al-Houthi-- di negeri itu. Sebelumnya petempur kelompok Syiah tersebut dengan cepat mengepung Aden, yang dijadikan Ibu Kota oleh Hadi.
Ratusan warga lokal bergegas menjarah beberapa kompleks pemerintah dan gedung istana republik, kata beberapa sumber setempat, sebagaimana diberitakan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi.
Sementara itu, pertempuran sengit terus berkecamuk antara petempur Al-Houthi yang didukung pasukan keamanan dan anggota milisi pro-Hadi di Provinsi Lahj, Yaman Selatan, di dekat perbatasan dengan Aden.
Pada Rabu pagi, kelompok Al-Houthi sepenuhnya menguasai satu pangkalan udara militer yang strategis di Lhaj dan menangkan menteri pertahanan negeri itu bersama dengan beberapa pejabat senior militer yang bersekutu dengan Hadi.
Beberapa pesawat tempur kelompok Syiah Yaman tersebut menembakkan tiga roket ke beberapa gedung di istana presiden di Aden pada Rabu pagi, kata seorang pejabat pemerintah kepada Xinhua.
"Tiga roket menghantam beberapa bangunan di dalam istana presiden di Aden, tapi tak ada laporan mengenai korban tewas pada saat ini," kata pejabat lokal di Aden tersebut.
Warga di dekat istana itu di satu bukit di kota Aden mengatakan mereka mendengar suara baku-tembak dan ledakan keras dan melihat asap membubung dari istana tersebut.
Satu sumber militer mengatakan satuan pengawal presiden menggunakan senjata artileri anti-pesawat untuk memukul mundur jet tempur yang datang dari Sana'a.
Satu sumber di istana presiden mengatakan kepada Xinhua bahwa Hadi masih berada di Aden untuk mengomandoi pasukannya guna memerangi kelompok Al-Houthi.
Ia mengatakan Hadi "berada di tempat yang aman dan dijaga dengan baik dan ia tak mau meninggalkan negeri ini". Namun ia tak bersedia mengkonfirmasi apakah Hadi berada di istana presiden, atau tidak.
Pada Senin (23/3), pemimpin Al-Houthi, Abdulmalik Al-Houthi, menyerukan pengerahan militer secara besar untuk memulihkan keamanan di Yaman Selatan, dan menuduh Hadi serta negara Teluk "merusak kestabilan di negeri tersebut".
Pada akhir Februari, Hadi melarikan diri ke Aden, kota terbesar kedua di negeri itu, setelah beberapa pekan dikenakan tahanan rumah oleh kelompok Syiah tersebut di Ibu Kota Yaman, Sana'a. Ia meningkatkan perlawanan terhadap kelompok Al-Houthi, yang menguasai ibu kota Yaman pada September tahun lalu.
Lebih Luas
Sementara itu, Seorang pemimpin senior milisi Houthi, Yaman, mengatakan bahwa serangan udara yang dilancarkan Arab Saudi hari ini adalah bentuk agresi terhadap Yaman.
Milisi Houthi juga memperingatkan bahwa mereka akan memicu skala perang lebih luas lagi di kawasan (Teluk dan Timur Tengah).
"Ada agresi yang tengah berlangsung di Yaman dan kami akan dan kami akan menghadapinya dengan gagah berani," kata Mohammed al-Bukhaiti, anggota politbiro Houthi, kepada stasiun televisi Al Jazeera.
"Operasi militer akan menyeret kawasan ini ke dalam perang yang lebih luas," kata dia seperti dikutip Reuters.
(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015