Ponorogo (Antara Jatim) - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi M Hanif Dhakiri akan mengawasi seluruh Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di wilayah Timur Tengah guna mengantisipasi para buruh migrant tersebut bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). "Kami sudah menginstruksikan kepada seluruh jajaranya untuk berhati-hati pada saat penempatan TKI di luar negeri, khususnya Timur Tengah," kata Hanif saat dikonfirmasi wartawan di sela kunjungannya ke Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Rabu. Ia tidak memungkiri adanya kemungkinan oknum TKI ataupun calon TKI yang tergiur pengaruh maupun iming-iming kelompok Negara Islam Iraq-Syria atau ISIS. Pasalnya, selain mendeklarasikan negara kekalifahan Islam, ISIS ditengarai juga memberi iming-iming gaji bulanan cukup besar bagi warga muslim di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, apabila bergabung dalam organisasi mereka. Karena itu, pihaknya akan terus memantau tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, terutama ke kawasan Timur Tengah, sebagai antisipasi jaringan kelompok ISIS menyasar TKI ataupun calon TKI. "Tidak semua orang yang ke luar negeri adalah TKI, mereka bisa saja sebagai pelancong atau untuk keperluan dan tujuan lainnya. Jadi salah kalau terus dikatakan warga negara Indonesia yang masuk dalam jaringan ISIS adalah TKI," ujarnya. Menteri Hanif mengungkapkan, kekhawatiran ISIS menyasar kalangan TKI/CTKI mencuat sejak terjadi penahanan 16 WNI yang hendak menyeberang ke Suriah oleh Pemerintah Turki. Namun ia memastikan, 16 WNI tersebut bukanlah TKI."Kalau yang 16 WNI itu, saya berani katakan itu bukan bagian dari TKI kita. Pihak kedutaan dan KJRI sudah mengkonfirmasi itu," katanya menegaskan. Hanif berjanji, jika suatu saat ada permasalahan terhadap TKI di luar negeri yang terindikasi ISIS akan segera mereka tindak lanjuti. "Ini bentuk kehati-hatian kita," kata Hanif. Kendati tidak banyak, lanjut Menteri, pihaknya mengakui sampai saat ini masih ada TKI yang masih bekerja di negara Suriah. Namun Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi sejauh ini belum mendapat laporan bahwa ada TKI atau kelompok TKI yang bergabung ISIS. "Sampai hari ini belum ada laporan. Semoga tidak ada TKI kita yang terseret pengaruh sesat ISIS," ujar Hanif. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015