Surabaya, (Antara Jatim. ) - Aktivitas posko "Disaster Victim Identification" (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jatim resmi dihentikan, karena dinilai kurang efektif dan tidak terlalu diperlukan lagi dalam proses identifikasi.
Kapolda Jatim, Irjen Polisi Anas Yusuf di Surabaya, Kamis, mengatakan meski secara resmi keberadaan posko ditiadakan, namun proses identifikasi akan tetap dilakukan bila ada jenazah korban AirAsia ditemukan.
"Hari ini memasuki hari ke-82 proses identifikasi, secara resmi Posko DVI selesai, namun bukan berarti kegiatan DVI berhenti hanya keberadaan Posko di Ruang Mahameru yang dinyatakan selesai, dan keluarga korban juga sudah memahami," kata Anas kepada wartawan.
Ia mengatakan, kegiatan identifikasi masih akan terus berlanjut bila kembali ditemukan korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 oleh warga di lokasi hilangnya pesawat, dan dilakukan di RS Bhayangkara.
"Saya selaku Kapolda sangat berterima kasih kepada semua pihak termasuk wartawan yang membantu publikasi setiap hasil identifikasi, dan mengucapkan permohonan maaf bila ada kekurangan, kami sudah berusaha maksimal," katanya.
Ia mengatakan, bagi keluarga korban tidak perlu lagi datang ke Posko DVI yang berada di Mapolda Jatim, sebab tim kepolisian akan selalu memberi kabar bila ada jenazah atau bagian tubuh yang ditemukan.
"Saya minta, keluarga korban untuk tetap di rumah saja, dan tidak perlu datang ke sini. Dan apabila ada kabar mengenai anggotanya keluarganya, akan kita beri tahu, sebab kami di sini sudah menyimpan nomer telepon masing-masing keluarga korban," katanya.
Sebelumnya, Tim DVI telah berhasil mengidentifikasi sebanyak 107 tubuh dan bagian tubuh milik korban AirAsia QZ8501, dari total 166 penumpang pesawat tersebut.
Sementara, pesawat AirAsia QZ 8501 dengan rute Surabaya-Singapura pertama kali kehilangan kontak di Perairan Karimata, Kalimantan pada akhir Desember 2014.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015