Trenggalek (Antara Jatim) - Dinas Pekerjaan Umum Binamarga Provinsi Jatim berencana memasang jembatan darurat "bailey" di samping jembatan Nglongsor yang patah menjadi tiga bagian akibat pondasi ambles, guna menormalisasi akses lalu lintas antar kota Trenggalek-Ponorogo.
"Rencananya dalam pekan ini (jembatan_ bailey akan kami pasang," kata Kepala Bidang Pemeliharaan Jalan Dinas PU-Binamarga Jatim, Agung Teguh saat berkunjung ke Trenggalek, Kamis.
Ia, bersama sejumlah staf teknik dinas PU Binamarga telah memeriksa kondisi Jembatan Nglongsor yang nyaris runtuh, untuk evaluasi terakhir kebutuhan bentang jembatan darurat yang dibutuhkan serta teknis perencanaan pemasangannya.
"Diperkirakan pemasangan (jembatan) bailley ini memerlukan waktu kurang-lebih sebulan," kata Agung.
Ia memastikan, jembatan darurat sepanjang 30 meter yang dipasang di samping jembatan nglongsor yang runtuh, mampu menopang beban semua jenis kendaraan, baik roda dua maupun empat.
Namun ia tetap mengimbau pada dinas perhubungan daerah agar mengatur/membuat pembatasan kendaraan, maksimal beban 10 ton.
"Meski secara konstruksi kuat, sebaiknya jangan dilintasi kendaraan berat dengan tonase lebih dari 10 ton," ujarnya.
Terkait rencana pembangunan kembali Jembatan Nglongsor secara permanen, Agung mengisyaratkan kebutuhan anggaran mencapai Rp15 miliar.
"Pembangunan jembatan permanen baru bisa dilakukan tahun depan. Tahun ini kami fokus dalam penyusunan detil perencanaan pembangunan serta aspek teknis lain yang dibutuhkan," terangnya.
Jembatan Nglongsor di Desa Nglongsor, Kecamatan Tugu, Trenggalek putus setelah salah satu fondasi ambles sedalam 1,3 meter tergerus banjir sehingga menyebabkan badan jalan di permukaan jembatan patah menjadi tiga bagian, pada Kamis (12/3) dini hari.
Putusnya jembatan ini menyebabkan jalur antarkota Trenggalek-Ponorogo putus. Pengendara terpaksa menggunakan jalan melingkar melewati perkampungan untuk beraktivitas dari arah Trenggalek menuju Poonorogo ataupun sebaliknya.
Jembatan Nglongsor yang patah/putus dibangun pada 1963. Selain faktor usia, bupati Trenggalek, Mulyadi Wr memperkirakan amblesnya fondasi jembatan ini dikarenakan lapisan sedimen pasir-batu di Sungai nglongsor tergerus air banjir akibat pembukaan pintu air Bendungan Niama, di Tulungagung selatan yang berjarak lebih dari 40 kilometer. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015