Malang (Antara Jatim) - Puluhan anggota Polresta Malang dan sejumlah anggota TNI mengamankan unjuk rasa mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, yang digelar di dalam kampus, Rabu. Kabag Ops Polresta Malang, Kompol Sunardi Riyono, mengaku pihaknya diminta berjaga di kawasan kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. "Kami diminta menjaga kawasan kampus, kalau tidak ada permintaan dari kampus, tidak mungkin kami menurunkan anggota masuk wilayah kampus," ujarnya. Permintaan pengamanan di sekitar kampus tersebut menyusul terjadinya insiden kekerasan Selasa (17/3) petang, dimana dua kelompok mahasiswa terlibat bentrok yang diduga disebabkan persaingan dalam Pemilihan Umum Mahasiswa Raya (Pemira) di kampus tersebut. Unjuk rasa puluhan mahasiswa tersebut sebagai bentuk aksi solidaritas dari kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dari beberapa kampus yang menamakan diri Persatuan Mahasiswa Peduli Demokrasi (PMPD). Solidaritas itu terkait atas tindakan pengeroyokan kader HMI UIN yang dilakukan kader lain. Sementara itu puluhan mahasiswa yang berunjuk rasa tersebut langsung memasuki area kantor rektorat dan membuat petugas keamanan kalang kabut. Bahkan, mahasiswa sempat terlibat saling dorong dengan petugas keamanan dan hampir terlibat bentrok dengan salah satu pegawai di kantor rektorat. Karena puluhan mahasiswa tersebut terus merangsek ke dalam gedung rektorat, akhirnya mereka berorasi di dalam kantor rektorat dengan penjagaan ketat dari aparat keamanan kampus. Dalam orasinya, salah seorang orator mengaku terpaksa melakukan aksi karena ada tindakan kekerasan pada saat pemilihan umum di kampus tersebut. "Ada dua teman kami yang saat ini kondisinya kritis akibat pemukulan yang dilakukan oknum mahasiswa lainnya. Oleh karena itu, kami menuntut agar pihak kampus bertindak tegas," teriak sang orator. Di tengah puluhan mahasiswa sedang melakukan orasi di dalam kantor rektorat, beberapa mahasiswa pendukung PMPD diusir keluar kampus oleh petugas keamanan kampus karena mereka diduga bukan Mahasiswa UIN Maliki. Petugas meminta kartu tanda mahasiswa (KTM) terhadap puluhan mahasiswa yang sejak awal menjadi pendukung rekan-rekannya, bahkan sempat terjadi adu mulut antara mahasiswa dari berbagai kampus itu dengan security UIN Maliki. Ketua DPC HMI Malang, Darmawan Puteratama yang hadir bersama mahasiswa UIN lainnya mencoba menjamin rekan-rekannya yang tidak memiliki KTM UIN Maliki Malang untuk tidak berbuat aksi anarkis. "Aksi yang kami gelar saat ini, sebenarnya dipicu adanya permasalahan Pemira yang diwarnai tindak kekerasan," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015