Surabaya (Antara Jatim) - Angka sementara (ASEM) tahun 2014 produksi padi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton gabah kering giling (GKG) atau naik 2,90 persen dibandingkan angka tetap (ATAP) tahun 2013 sebesar 12,049 juta ton GKG. "Kenaikan produksi padi itu terjadi karena peningkatan luas panen sebesar 35,80 ribu ton dan tingkat produktivitas sebanyak 0,66 kuintal per hektare," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, M Sairi Hasbullah di Surabaya, Selasa. Menurut dia, pada "subround" (SR) Januari-April 2014 prorduksi padi mengalami kenaikan 142,35 ribu ton. Kemudian, "subround" Mei-Agustus naik sebesar 236,27 ribu ton dan "subround" September-Desember produksinya menurun 29,64 ribu ton jika dibandingkan dengan angka produksi padi pada "subround" yang sama tahun 2013 (yoy). "Realisasi produksi padi SR I tahun 2014 di beberapa kabupaten/kota di Jatim ada yang naik dan turun bila dibandingkan 'subround' sama tahun sebelumnya," ujarnya. Ia mencontohkan, kenaikan produksi padi terlihat di Kabupaten Lamongan yang meningkat 87,99 ribu ton GKG dan Kabupaten Bojonegoro naik 66,85 ribu ton GKG. Selain itu, Kabupaten Tuban naik 33,76 ribu ton GKG, Kabupaten Madiun naik 24,12 ribu ton, dan Kabupaten Tulungagung meningkat 24,10 ribu ton GKG. "Daerah yang produksi padinya turun di antaranya Kabupaten Malang turun 48,14 ribu ton GKG, Kabupaten Sumenep turun 29,32 ribu ton GKG, Kabupaten Situbondo turun 25,82 ribu tonk GKG, dan Kabupaten Probolinggo turun 20,07 ribu ton GKG," tuturnya. Pada SR II 2014, tambah dia, produksi Kabupaten Banyuwangi naik 53,64 ribu ton GKG, Kabupaten Lamongan naik 47,06 ribu ton GKG, dan Kabupaten Nganjuk naik 35,78 ribu ton GKG. Kemudian, Kabupaten Sampang naik 34,99 ribu ton GKG dan Kabupaten Madiun naik 24,13 ribu ton GKG. "Sementara, Kabupaten Blitar mengalami penurunan produksi sebanyak 25,32 ribu ton GKG, Kabupaten Ngawi turun 18,55 ribu ton GKG, Kabupaten Mojokerto turun 12,04 ribu ton GKG, Kabupaten Situbondo turun 9,51 ribu ton GKG, dan Kabupaten Kediri turun 5,22 ribu ton GKG," katanya. Ia menyatakan, dari hasil pertemuan antara BPS dan Dinas Pertanian seluruh Jawa Timur tercatat bahwa kenaikan produksi padi SR I dan SR II 2014 disebabkan curah hujan yang tinggi pada awal dan akhir tahun 2014. Dengan begitu, petani banyak menanam padi. "Bisa dikatakan saat itu ada pergeseran tanam dari palawija ke padi," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015