Surabaya (Antara Jatim) - Para pengelola biro perjalanan wisata (BPW) atau "travel agent" di Tanah Air mengakui bahwa pengurusan visa menjadi "ganjalan" lancar tidaknya penyelenggaraan ibadah umrah ke Tanah Suci, Arab Saudi.
Hal ini mengemuka saat maskapai penerbangan berbiaya murah Citilink bersama 120-an BPW dari berbagai kota di Indonesia, menghadiri peresmian penerbangan umrah Surabaya-Jeddah yang diselenggarakan di salah satu hotel berbintang di Surabaya, Jatim, Rabu.
M. Burhan dari BPW Burza Surabaya mengemukakan, Kedubes Arab Saudi di Jakarta hanya melayani pemberian visa bagi jamaah umrah sehari menjelang keberangkatan, sehingga ini membuat repot para pengelola BPW umrah. Padahal, idealnya empat sampai lima hari menjelang keberangkatan pengurusan visa bisa dilayani.
"Lha ini harus sehari jelang keberangkatan, membuat kita (BPW) maupun calon jamaah umrah was-was, apa bisa jadi visanya atau tidak. Ini yang belum ada jaminan," ucapnya.
Ia menuturkan bahwa masalah penerbangan dan layanan lainnya seperti akomodasi kini sudah cukup terjamin, memiliki kepastian keberangkatan dan penginapan. Namun, visa menjadi faktor yang mencemaskan, belum ada jaminan bahwa dalam sehari pasti selesai.
President & CEO Citilink Indonesia, Albert Burhan mengakui bahwa masalah visa merupakan faktor eksternal yang pihaknya tidak bisa memberi jaminan. Karena itu merupakan urusan pemerintah dalam hal ini Kedubes Arab Saudi untuk Indonesia yang menentukan dan membuat aturannya.
Selain visa, BPW penyelenggara umrah juga mengharapkan agar Citilink bisa memangkas waktu "transit" di Bandara Mumbay, India yang dirasakan cukup lama, sekitar 1,5 jam, sehingga mengakibatkan penerbangan Surabaya-Jeddah yang dipatok 12 jam, menjadi molor hingga 13 jam.
Citilink mulai 8 Maret 2015 melayani jalur penerbangan umrah Surabaya-Jeddah tiga kali setiap pekannya, yaitu setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Penerbangan menggunakan pesawat Airbus A-320 berkapasitas 180 tempat duduk, dengan "transit" dua kali di Bandara Kuala Namu, Medan dan Mumbay, India.
"Kami mengerti ini penerbangan jarak jauh, kalau transit di Medan nggak masalah karena bisa cepat kurang dari satu jam. Namun, tatkala transit di Mumbay membutuhkan waktu 1,5 jam. Ini membuat lama waktu tempuh," ungkap salah seorang pengelola BPW umrah dari Bandung, Fauzan Djamil.
Menurut Albert Burhan, bandara di Mumbay merupakan bandara internasional yang sangat sibuk dan padat, sehingga giliran untuk isi BBM maupun urusan penerbangan menjadi lebih lama. Karena itu, Citilink berencana mengalihkan transit di Indianya di Bandara Ahmedabad di Gujarat.
"Bandara di Mumbay sangat padat, dan masyarakat khususnya pengelola bandara setempat kurang ramah. Karena itu kita berencana bandara transitnya dialihkan ke Ahmedabad yang masih kurang padat melayanani penerbangan, sehingga urusan isi BBM dan 'landing' cepat tertanggani yang membuat waktu tempuh Surabaya-Jeddah bisa benar-benar 12 jam," tuturnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015