Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendorong tumbuhnya industri perhotelan sehingga jumlah kamar yang kini telah mencapai 3.000 unit bertambah banyak untuk menunjang pengembangan sektor pariwisata. "Jumlah tersebut naik dari yang sebelumnya hanya berkisar 2.400 kamar. Ada beberapa hotel baru yang sudah beroperasi. Selain itu, ada hotel lama yang menambah jumlah kamar, termasuk homestay yang dikelola penduduk di beberapa destinasi wisata," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi Yanuar Bramuda saat dihubungi Antara di Banyuwangi, Senin. Ia menjelaskan bahwa di daerah berjuluk "The Sunrise of Java" itu sejumlah hotel baru sudah mulai beroperasi, seperti Hotel Blambangan. Hotel Santika dan Java Banan juga tak lama lagi beroperasi. Grup Alila dan BUMD Pemprov Jatim juga tengah menyiapkan proses pembangunan hotel baru. "Saya optimistis perhotelan bisa terus tumbuh. Untuk masa-masa yang low season seperti Februari dan Maret, okupansi hotel bisa tetap bagus karena sudah dimulai event Banyuwangi Festival. Selain itu, tahun ini Banyuwangi menjadi tuan rumah bagi beberapa kegiatan besar, seperti Pekan Olahraga Provinsi Jawa Timur, MTQ Jatim dan HUT Satpol PP Jatim. Sehingga okupansi akan terjaga," tuturnya. Tahun ini, katanya, seiring pembangunan beberapa hotel lagi, dia berharap ada tambahan 500 hingga 1.000 kamar baru. Bramuda menambahkan, saat ini Banyuwangi juga makin dilirik untuk tempat rapat kerja sejumlah perusahaan swasta dan organisasi. Seperti Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Bank Jatim, Asosiasi Pengusaha Logistik dan Forwarder Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Unroh dan Haji, dan masih banyak lagi. "Mereka rapat setelah itu liburan ke destinasi wisata yang ada di Banyuwangi," tuturnya. Ke depan, lanjut Bramuda, pihaknya berharap di Banyuwangi terus tumbuh hotel-hotel baru seiring meningkatnya kunjungan wisata. Termasuk resort-resort yang bangunannya semi permanen. "Tahun ini dibangun resort di beberapa lokasi yang cocok, di antaranya di Pantai Mustika dan areal Grand Watu Dodol. Arsitek terkenal Andra Matin langsung turun sebagai konsultan untuk mendesain bangunan berkonsep ecotourism. Sementara untuk homestay tetap akan kami biarkan tumbuh agar ekonomi kreatif masyarakat pun terus tumbuh," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015