Madiun (Antara Jatim) - Ratusan mahasiswa Akademi Kebidanan (Akbid) Muhammadiyah Madiun, Jawa Timur, Senin, unjuk rasa menuntut penurunan dan pencopotan direktur setempat yang dinilai tidak memperhatikan nasib anak didiknya. Massa meminta Direktur Akbid, Rumpiati dan Pembantu Direktur I, Baruatun, yang merupakan kakak beradik itu mundur dari jabatannya, karena dianggap tidak terbuka dalam pengelolaan keuangan kampus dan memberlakukan jadwal kuliah tidak sesuai kalender akademik. "Para pimpinan itu membuat kebijakan yang memberatkan kami. Di antaranya penetapan biaya praktik yang terlalu besar jika dibandingkan dengan kampus lain," ujar koordinator aksi, Nike Tri Anggraini. Mahasiswa mengaku ditarik biaya praktik hingga Rp2 juta, sedangkan di kampus lain hanya sekitar Rp900 ribu saja untuk materi praktik yang sama. Tidak hanya itu, direktur dan pembantu direktur itu juga sering mengancam mahasiswa, terutama para mahasiswa semester akhir, akan dipersulit mendapat pembimbing tugas akhir jika tidak menuruti aturannya. "Kami ingin mereka dicopot dari jabatannya, sebab mereka sudah bertindak secara semena-mena. Kami akan menyerukan tuntutan kami ke pengurus daerah Muhammadiyah setempat," kata Nike. Dalam aksinya, massa berorasi dengan membawa poster dan spanduk yang bertuliskan tuntutan mereka. Massa juga menyanyikan yel-yel tuntutan untuk mencopot para pimpinan kampusnya. Sayangnya, meski hampir satu jam menggelar aksi, kedua pimpinan yang didemo tidak bersedia keluar kampus untuk menemui para mahasiswa. Setelah puas menyalurkan aspirasinya di halaman Akbid Muhammadiyah Madiun, para mahasiswa mendatangi kantor pengurus daerah Muhamadiyah Kota Madiun. Mereka menuntut hal yang sama, yakni pencopotan duo pimpinan kakak beradik tersebut. Sementara, pantauan di lapangan, aksi tersebut berjalan tertib dan lancar. Aksi juga dijaga ketat oleh anggota Polres Madiun Kota.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015