Amman (Antara/Xinhua-OANA) - Raja Abdullah II dari Jordania pada Rabu (4/2) mengatakan reaksi Jordania atas dibunuhnya pilot berkebangsaan Jordania oleh kelompok Negara Islam (IS) akan keras, demikian laporan kantor berita resmi negeri itu, Petra. Dalam satu pertemuan dengan perwira senior Angkatan Bersenjata Jordania, Raja Abdullah mengatakan organisasi fanatik IS bukan hanya memerangi Jordania tapi juga agar Islam dan nilai-nilai luhurnya. Ia menegaskan bahwa Jordania terlibat perang tersebut untuk melindungi Islam dan nilai luhurnya. Pada Rabu pagi, Majelis Rendah Jordania mengutuk pembunuhan itu sebagai kejahatan kejam pelaku teror dan menyatakan Majelis tersebut yakin militer Jordania dapat membalas kematian pilot berkebangsaan Jordania itu. Saat fajar pada Rabu, Jordania menggantung hingga tewas dua tahanan berkebangsaan Irak yang berafiliasi pada IS, setelah kelompok garis keras tersebut membakar hidup-hidup pilot Jordania tersebut, kata Petra. Salah seorang tahanan itu, Sajida Ar-Rishawi, seorang perempuan Irak yang gagal meledakkan sabuk peledak yang dikenakannya di Amman, Ibu Kota Jordania, pada 2005. Ar-Rishawi, yang memiliki hubungan erat dengan pendiri IS --Abu Musab Az-Zarqawi, berada di dalam deretan terpidana mati. Tahanan lain yang digantung hingga tewas adalah Ziad Karbuli, warga negara Irak yang dekat dengan IS dan terpidana aksi teror pada 2007. Pelaksanaan eksekusi itu dilakukan setelah satu rekaman video disiarkan oleh IS. Di dalam rekaman video tersebut, pilot Jordania itu --yang ditangkap oleh IS setelah jet tempurnya jatuh di Raqqah di Suriah-- dibakar hidup-hidup di dalam satu kurungan logam.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015