Kediri (Antara Jatim) - Puluhan anggota Banser (badan otonomo Gerakan Pemuda Ansor) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menggelar apel di halaman kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama kabupaten tersebut, sebagai upaya kesiapan anggota itu untuk menghadang radikalisme, menyusul pernah ditembaknya terduga teroris di derah ini. "Sebagai generasi depan, kami berupaya membentengi NKRI. Jika negara ini kacau, kami siap bentengi," kata Ketua GP Ansor Kabupaten Kediri Munasir Huda di Kediri, Sabtu. Ia mengatakan, pelaku radikalisme yang masuk ke suatu daerah pastinya juga mempunyai jaringan. Jika satu pelaku masuk, dipastikan pelaku lainnya juga masuk, sehingga sangat diharapkan untuk berhati-hati. "Imbauannya hati-hati pada radikalisme agama, pada kelompok yang mengatasnamakan agama," ujarnya. Pada pertengahan Januari lalu, tim Densus 88 Mabes Polri menembak mati seorang terduga teroris yang bernama Roni, di Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri. Ia ditembak petugas, karena melawan saat akan ditangkap. Polisi menduga, ia akan melakukan aksinya di Jatim. Ia adalah warga Desa Krenceng, Kabupaten Kediri, dan selama ini tinggal berpindah-pindah di luar pulau. Ia bahkan terlibat dalam serangkaian terorisme di NTB, bahkan tidak segan membunuh korbannya, di antaranya polisi. Huda juga menegaskan, Banser siap turun tangan dengan berbagai macam aksi, guna mencegah tindakan radikalisme, di antaranya dengan mengadakan berbagai macam pertemuan serta pengajian yang menjelaskan tentang Islam dan ahlu sunnah wal jama'ah. Ia berharap, dengan kegiatan itu, bisa mencegah tindakan terorisme terutama terjadi di Kabupaten Kediri, dan masyarakat bisa memahami bagaimana sebenarnya Islam. Dalam kegiatan itu, juga dilakukan apel anggota Banser Kabupaten Kediri. Mereka mengenakan seragam lengkap dengan berbagai macam atributnya. Mereka mengikuti apel di halaman kantor PCNU Kabupaten Kediri. Dalam kegiatan itu, anggota juga sempat diberikan selembaran kertas putih yang harus ditulisi harapan dan kritikan pada pemerintah terkait dengan radikalisme. Mayoritas mereka berharap pemerintah dan aparat penegak hukum tegas menindak radikalisme yang terjadi, dan menghukum para pelakunya. (*)

Pewarta:

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015