Beirut, (Antara/AFP) - Setidaknya 18 orang tewas dalam pertempuran yang belum pernah terjadi sebelumnya antara pasukan Kurdi dan pasukan pemerintah Suriah di kota timur laut Hasakeh, kata satu kelompok pemantau, Minggu. Bentrokan yang meletus pada dini hari Sabtu, berlanjut sampai hari kedua, kata Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. "Sejauh ini, delapan pejuang Unit Perlindungan Orang Kurdi (YPG) dan polisi keamanan tewas, bersama dengan sembilan tentara rezim dan milisi," kata Direktur Observatorium Rami Abdel Rahman. Seorang wanita warga sipil juga tewas dalam pertempuran Sabtu. Bentrokan pecah setelah pejuang Kurdi menahan sekitar 10 rezim loyalis yang mereka tuduh merebut bagian dari zona demiliterisasi. Berdasarkan kesepakatan yang disepakati tahun lalu, pasukan Kurdi menguasai sekitar 30 persen kota Kurdi dan kabupaten campuran Kurdi-Arab, dengan pasukan rezim mengendalikan sebagian besar lingkungan mayoritas-Arab di kota itu. Daerah-daerah tertentu adalah di luar batas kedua belah pihak di bawah kesepakatan. Kedua pihak telah berjuang bersama-sama untuk menjaga kelompok jihad Negara Islam (IS) dari Hasakeh, ibu kota provinsi dari sekitar 200.000 orang, tetapi hubungan Kurdi dengan pasukan pemerintah rumit. Rezim menarik diri dari sebagian besar wilayah mayoritas Kurdi di Suriah pada tahun 2012, memfokuskan kekuatan untuk memerangi pemberontakan Sunni yang dipimpin Arab yang berkembang. Sejak itu, orang-orang Kurdi telah bekerja untuk membangun pemerintah daerah otonom di tiga wilayah di mana mereka membentuk mayoritas penduduk. Pasukan Kurdi telah mengambil alih sebagian tanggung jawab keamanan pada daerah mereka. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2015